KABUPATEN BOJONEGORO: PELOPOR PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN DEMOKRASI 4.0
CITRA DESY AISYAH ALKIS, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MUP., Ph.D; Yori Herwangi, S.T., MURP
2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahBojonegoro saat ini menjadi salah satu Kabupaten yang ramai diperbincangkan di berbagai media nasional. Beragam prestasi pembangunan baik dalam lingkup daerah, nasional hingga internasional telah diraih. Bojonegoro juga mulai dikenal dengan keunikan gaya pemerintah daerahnya dalam mengawal pembangunan, dimulai sejak kepemimpinan Bupati Suyoto. Bojonegoro disebut sebagai salah satu pencetus pemerintahan yang menerapkan demokrasi baru, demokrasi 4.0, yang kemudian dikenal sebagai demokrasi ala Bojonegoro. Melalui metode penelitian studi kasus, diperoleh hasil bahwa keunikan demokrasi 4.0 Bojonegoro juga terdapat dalam proses perencanaan pembangunannya. Karakteristik demokrasi baru ini terlihat dari proses konektivitas atau cara berkoneksi antara pemerintah dan stakeholders pembangunan lain dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan di Bojonegoro, yang menerapkan 4D-Citizen Connection. 4D-Citizen Connection terdiri dari proses komunikasi dialogis (dua arah), digital, langsung dan terdistribusi. Bentuk-bentuk konektivitas tersebut, banyak diterapkan pada tahap pra-perencanaan, implementasi dan pengendalian. Kegiatan yang mewakili bentuk konektivitas tersebut antara lain: dialog publik, kunjungan desa, dan open house. Melalui penerapan demokrasi 4.0, Bojonegoro secara tidak langsung telah mentransformasi bentuk interaksi antar sektor dalam pembangunan, yang semula vertikal, menjadi lebih horisontal. Bentuk interaksi horisontal menunjukan adanya penyamaan kedudukan diantara pelaku atau sektor pembangunan. Transformasi yang dilakukan Bojonegoro ini merupakan sebuah alternatif baru yang dapat dimanfaatkan bagi pengembangan perencanaan pembangunan di Indonesia. Kata Kunci: Perencanaan Pembangunan, Kabupaten Bojonegoro, Demokrasi 4.0, 4D-Citizen Connection
Bojonegoro now become one of the bustling district discussed in various national media. Variety development achievements both within local, national and international has been achieved. Bojonegoro also began to be known by the unique style of local authorities in developing, especially since the leadership of Bupati Suyoto. Bojonegoro is known as one of the originators of the new government democracies, democracy at the level of 4.0, and also known as democracy 4.0. Through the case study method, the result that the uniqueness of democracy 4.0 is also included in the development planning process in Bojonegoro. Characteristics of the new democracy is evident from the process or how to connect connectivity between the government and other development stakeholders in the implementation of development planning in Bojonegoro, which implemented the "4D - Citizen Connection". 4D - Citizen Connection consists of dialogic communication process (two-way), digital, direct and distributed. The connectivity forms, widely applied in the pre-planning, implementation and control. Programs which represent forms of connectivity include "public dialogue", "visit villages", and "open house". Through the application of democracy 4.0, Bojonegoro indirectly has transformed form of interaction between sectors in the construction, which was originally vertical, it becomes more horizontal. Form of horizontal interaction shows the equalization position among development actors. The transformation is a new alternative that is worth emulating for progress of development planning in Indonesia. Key Words: Development Planning, Bojonegoro Regency, Democracy 4.0, 4D-Citizen Connection
Kata Kunci : Development Planning, Bojonegoro Regency, Democracy 4.0, 4D-Citizen Connection