EFEKTIVITAS DEMINERALIZED BOVINE CORTICAL BONE XENOGRAFT (DBCBX) UNTUK PENANGANAN FRAKTUR DIAFISIS TULANG FEMUR ANJING
DRH. ANIS DWI UTAMI, Dr. drh. Dhirgo Adji, M.P.; Dr. drh. Hery Wijayanto, M.P.
2015 | Tesis | S2 Sain VeterinerFraktur merupakan kasus yang sering terjadi pada manusia dan hewan peliharaan yang mengakibatkan hilangnya kesinambungan jaringan tulang. Tindakan pencangkokan tulang diperlukan untuk merangsang proses penyembuhan tulang dan untuk mengisi bagian tulang yang hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektifitas demineralized bovine cortical bone xenograft dalam kesembuhan serta perubahan pada proses penanganan fraktur diafisis tulang femur. Pembuatan bahan cangkok dengan menggunakan tulang kortek sapi. Proses pembuatan bahan cangkok meliputi bahan cangkok demineralisasi dan tanpa demineralisasi. Delapan belas ekor anjing jantan umur 3-4 bulan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok secara acak. Anjing kelompok I adalah anjing yang dipergunakan sebagai kontrol, pada diafisis tulang femur kiri dibor dengan diameter 1 cm dan tanpa pemberian bahan cangkok, anjing kelompok II adalah anjing yang pada diafisis tulang femur kiri dibor dengan diameter 1 cm dan diberi bahan cangkok bovine cortical bone xenograft, anjing kelompok III yang adalah anjing yang pada diafisis tulang femur kiri dibor dengan diameter 1 cm dan diberi bahan cangkok demineralized bovine cortical bone xenograft. Monitoring perkembangan kesembuhan dilakukan berturut-turut pada 24 jam, minggu ke-2, ke-4 dan ke-8 pasca operasi dengan pemeriksaan jumlah total leukosit dan pemeriksaan foto rontgent. Biopsi tulang femur dilakukan pada minggu ke-4 dan ke-8 untuk dilakukan pemeriksaan histopatologis. Data total leukosit dianalisis secara statistik menggunakan Univariate Analysis of Variance pola faktorial menunjukan bahwa tidak ada perbedaan jumlah total leukosit di antara kelompok kontrol, BCBX dan DBCBX (p>0,05), namun waktu pengambilan sampel berpengaruh pada jumlah leukosit total (p<0,05). Analisis radiologis menunjukkan pada minggu ke-8 pasca operasi pada kelompok kontrol dan DBCBX dengan terjadinya penyatuan tulang dan mineralisasi, tetapi pada kelompok BCBX masih terlihat adanya bahan cangkok yang belum terabsorpsi. Sedangkan analisis histopatologis jaringan tulang menunjukkan tidak ada reaksi inflamasi di daerah defek pada minggu ke-4 dan ke-8 pasca operasi di semua kelompok dan proses kesembuhan tulang yang terjadi ditandai dengan terbentuknya tulang trabekula, proliferasi jaringan ikat, sel osteogenik dan vaskularisasi baru. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa DBCBX dapat dipergunakan sebagai bahan cangkok alternatif untuk penanganan fraktur pada anjing.
Fracture is the most case happens in humans and pets resulting in loss of continuity of bone tissue in some case. Bone grafting is probably needed to stimulate healing process and to fill in the missing bone. This research was aimed to study the effectiveness of Demineralized Bovine Cortical Bone Xenograft (DBCBX) to treat fracture in dogs. Graft material was made from bovine cortical bone. Production process of the graft material consisted of demineralized and non-demineralized graft material. Eighteen male dogs 3-4 months of age were used in this study, the dogs were randomly divided into three groups, containing 6 dogs of each. Group I containing dogs with left femur broken bone without any treatment. Group II containing dogs with left femur broken bone and treated by BCBX. Group III containing dogs with left femur broken bone and treated by DBCBX. The artificial bone damage was created by drilling the diaphysis of femur bone with a diameter of 1 cm. The development of healing process was then monitored using blood leucocytes and radiography at 24 hours, 2 weeks, 4 weeks and 8 weeks after surgery. The biopsy was done at week 4 and week 8. All of the data collected were were then analyzed using Factorial Analysis of Variance (P<0,05). The data of total blood leukocyte showed that there was no significance difference among group I, II and III (P>0,05) exept sampling time effect (P>0,05). The result of the radiolographic analysis showed that unification and mineralizatation were happened in week 8 after surgery with normal bone density (group I and III) but in group II showed that a part of graft (BCBX) still stay on the location and need more time to absorbed. Histopathological analysis of bone tissue of group I, II and III did not show any inflammatory reaction mainly in the area of BCBX and DBCBX. The healing of broken bone was clearly happened in all groups and characterized by connective tissue proliferation, rise of trabecular bone, osteogenic cells and new vascularization. Based on data above, it can be concluded that DBCBX is effective as an alternative graft material to treat fracture in dogs.
Kata Kunci : Fraktur, demineralized bovine cortical bone xenograft, total leukosit, radiologi, histopatologi