Laporkan Masalah

Kemenduaan Nilai Penataan Permukiman Kumuh Nelayan Puger

TUTUR PAMUJI P., Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D;Ir. Didik Kristiadi, MLA., M.Arch.UD

2015 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Perkembangan wilayah pesisir yang semakin pesat menimbulkan berbagai macam persoalan. Masalah yang sering muncul pada daerah pesisir adalah tumbuhnya permukiman nelayan yang kumuh dan tidak tertata. Pemerintah Kabupaten Jember mencoba berusaha mengatasi masalah permukiman dengan melakukan relokasi sejumlah penduduk ke lokasi lain. Tindakan tersebut diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam memperbaiki derajat serta taraf hidup nelayan yang mayoritas berada di garis kemiskinan. Namun demikian muncul sejumlah permasalahan terkait pelaksanaan relokasi tersebut. Ada beberapa alasan yang diduga menjadi penyebab keengganan masyarakat menghuni rumah relokasi yang sudah disediakan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali penerimaan masyarakat terhadap program relokasi permukiman kumuh serta mengetahui harapan masyarakat terhadap program relokasi tersebut. Penelitian ini dilakukan di dua desa, yaitu Desa Puger Kulon dan Puger Wetan. Sedangkan lokasi yang disiapkan untuk perumahan relokasi nelayan berada di Desa Puger Kulon. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis induktif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dengan penekanan pada pemahaman kondisi penelitian serta pemahaman mendalam terhadap munculnya nilai-nilai penataan permukiman kumuh nelayan Puger. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai kemenduaan pada tingkatan proses, konsep dan delivery pada pelaku pembangunan perumahan, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Sikap tersebut akhirnya terwujud pada terbentuknya dua nilai penerimaan terhadap program relokasi permukiman kumuh nelayan. Nilai positif yaitu adanya dukungan dan partisipasi terhadap relokasi serta nilai futuristik lokasi. Sedangkan nilai negatif yaitu lokasi perumahan yang relatif terisolir, sifat mengambang masyarakat pesisir serta adanya penyimpangan dalam pelaksanaan relokasi permukiman nelayan.

The rapid development of coastal area resulted in various problems. The problem mostly occurred was the growing of slum and unorganized settlement. Jember government tried to overcome the problem by relocating some of the residents to other area. The act was hoped to be a long term solution to lift the quality of life of the fishermen living under the poverty line. But then there were problems occurred related to the relocation. There were some reasons causing the resident to settle in the relocation houses. The research was conducted to dig the residents acceptance of slum settlement relocation program and to know what they expected in the program. The research was conducted in two villages, Puger Kulon and Puger Wetan. While the location prepared for the fishermen relocation settlement was in Puger Kulon. The research was conducted using qualitative inducive analysis with the phenomenology approach, by focusing in comprehension of research location and deep understanding in the appearance of value of settling Puger fishermen slum settlement. The research indicate that there are ambiguities in the level of process values, concepts and delivery on housing development actors, namely the government, private and public. The ambiguity created two contradictive values in people acceptance to settlement relocation program. The positive value was support and participation in the program and the futuristic location of the relocation. While the negative value were relatively isolated location, the indecision of the coastal people and the deviation in the run of fisherman settlement relocation.

Kata Kunci : Permukiman

  1. S2-2015-356860-abstract.pdf  
  2. S2-2015-356860-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-356860-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-356860-title.pdf