ANALISIS NILAI TAMBAH PADA SUPPLY CHAIN PRODUK PERISHABLE DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
AHADI, Ir. Subagyo, Ph.D
2015 | Tesis | S2 Teknik IndustriData BPS Provinsi Kepuluan Riau tahun 2012 dan tahun 2013, tentang komoditi cabe, bawang merah, telur, tomat dan wortel bahwa ketersediaan dan jumlah produksi untuk kebutuhan di dalam daerah sendiri yang sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Ketika komoditi cabe, bawang merah, telur, tomat dan wortel masuk ke daerah Provinsi Kepulauan Riau maka komoditi ini akan mengalami rantai pasok (supply chain) yang berbeda-beda untuk sampai di tangan konsumen akhir. Hal ini disebabkan oleh karakteristik geografis Provinsi Kepulauan Riau dan faktor iklim laut. Kondisi ini mempengaruhi nilai tambah suatu produk di sepanjang rantai pasok (supply chain) terutama produk-produk yang memiliki sifat mudah rusak (perishable). Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data terkait harga dan cost yang dilakukan dengan metode wawancara langsung dilapangan dan observasi terkait dengan penelitian yang dilakukan. Data yang dikumpulkan diolah agar diketahui perbedaan rasio perbandingan harga dan rasio perbandingan cost antara Kota Batam dengan Kota Tanjungpinang, Kabupaten Lingga, Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna pada masing-masing pelaku supply chain. Dari lima komoditi yang diteliti cabe merah, bawang merah, telur, tomat merah dan wortel terdapat karakter yang sama yaitu terjadi perbedaan rasio yang sangat signifikan pada bulan bulan-bulan tertentu. Seperti di pulau Natuna terjadinya perbedaan rasio harga dan cost pada bulan juni, di bulan ini mengalami masa penen masing-masing komoditi di daerah asal yang menjadi pemasok ke daerah Kepulauan Riau dan pada bulan agustus hal ini disebabkan oleh adanya lebaran Idul fitri pada bulan tersebut. Selanjutnya terjadi kembali peningkatan yang signifikan pada bulan desember yang disebabkan oleh faktor musim utara yang menganggu pelayaran dan berdampak signifikan pada harga dari barang yang didistribusikan.
BPS data of Riau Islands Province in 2012 and in 2013, about commodity of chili, onion, eggs, tomatoes and carrots that the availability and amount of production for its own needs in areas is little and even nothing at all. When the commodity of chili, onion, eggs, tomatoes, and carrots entered Riau Island province, the area of this commodity will experience supply chain (supply chain) differently to get in the hands of the end consumer. This is due to the geographical characteristics of the Riau islands and sea climate factors. This condition affects the added value of a product along the supply chain (supply chain) particularly products that have a perishable nature (perishable). Based on this, a research was conducted by collecting data concerning the price and cost performed by using direct interview in the field and observation concerning the research conducted. Data which was collected then processed to obtain the ratio differential of the price and the differential ratio of the cost between Batam City with Tanjungpinang City, Lingga Regency, Anambas Regency and Natuna Regency on each supply chain actors. Of the five commodities studied, red pepper, onion, egg, red tomatoes and carrots have the same characters i.e. a very significant difference in the ratio in certain months. As in the Natuna island there is a ratio of price and cost differences in June, this month experienced a period of harvest of each commodity in the regions of origin that became a supplier to Riau Islands and in August it is caused by the presence of Eid in that same month. Subsequently, there is a significant increase in December due to seasonal factors that disrupt shipping of the north season and have a significant impact on the price from goods distributed.
Kata Kunci : supply chain, produk perishable, nilai tambah (harga dan biaya), supply chain, perishable products, added value (price and cost).