PERBANDINGAN DAYA HAMBAT ANTARA MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa), Cresophene dan Ca(OH)2 TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus Aureus ISOLAT PULPA NEKROSIS GIGI DESIDUI
FAJAR DWI ANGGONO, drg. Sri Kuswandari, MS, SpKGA(K), PhD; drg. Sri Bale Siti Rantinah. SU, Sp KGA (K)
2015 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Gigi KlinikMinyak jintan hitam (Nigella sativa) merupakan suatu bahan alami bersifat antibakteri karena mengandung Nigellone dan thymoqu-inone.Thymoquinone mempunyai aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri gram positif. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan daya hambat antara minyak jintan hitam, cresophene dan Ca(OH)2 terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus isolate pulpa nekrosis gigi desidui Penelitian eksperimental laboratoris dilakukan dengan mengambil bakteri Staphylococcus aureus dari pulpa nekrosis gigi desidui yang disolasi dalam media BHI. Data daya hambat bahan minyak jintan hitam, cresophene dan Ca(OH)2 dengan membuat sumuran diameter 6 mm yang masing - masing diberi ketiga bahan tersebut. Data dianalisis dengan uji Anova dua jalur SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan cresophen zona hambat terbesar dengan rerata zona hambat adalah 32±0.05 mm dan stabil dari hari ke-1 sampai ke-4 kemudian mengalami penurunan pada hari ke 5 dan stabil sampai hari ke-7. Kemudian disusul Ca(OH)2 dengan rerata zona hambat 15.9±0.10 mm dan stabil dari hari ke-1 sampai hari ke-7. Daya Hambat terkecil adalah minyak jintan hitam Dengan rerata zona hambat sebesar 7.9±0.02 mm dan stabil dari hari ke-1 sampai hari ke-7. Zona hambat terbesar adalah pada cresophene karena merupakan gabungan dari beberapa zat aktif. Ca(OH)2 memiliki daya antibakteri karena memiliki sifat alkali dan minyak jintan hitam konsentrasi 0.8% tidak potensial untuk menghambat bakteri staphylococcus aureus
Oil cumin (Nigella sativa) is a natural material is antibacterial because they contain Nigellone and thymoquinone Thymoquinone has high antibacterial activity against gram-positive bacteria. The purpose of this study was to compare the inhibitory between black cumin oil, cresophene and Ca (OH) 2 on the growth of the bacteria staphylococcus aureus isolates deciduous teeth pulp necrosis Laboratory experimental research carried out by taking the bacterium Staphylococcus aureus from deciduous teeth pulp necrosis that is electrically insulated in BHI media. Data inhibitory substance black cumin oil, cresophene and Ca (OH) 2 by making pitting diameter of 6 mm each - each given three ingredients. Data were analyzed by Anova two lanes SPSS 16. The results showed cresophen largest inhibition zone with a mean inhibition zone was 32 ± 0.05mm and stable from day 1 until the 4th then decreased on day 5 and is stable until the 7th day. Then followed Ca (OH) 2 with a mean of 15.9 ± 0:10 inhibition zone mm and stable from day 1 until day 7. Inhibitory power is the smallest black cumin oil With a mean inhibition zone of 7.9 mm ± 0:02 and stable from day 1 until day 7. The inhibitory zone is at cresophene due to a combination of several active substances. Ca (OH) 2 has antibacterial properties due to alkali and black cumin oil concentration of 0.8% is not the potential to inhibit the bacteria staphylococcus aureus
Kata Kunci : Staphylococus aureus, minyak jintan hitam, cresophene, Ca(OH)2 dan daya hambat