FAKTOR PROGNOSTIK YANG MEMPENGARUHI HASIL EVALUASI AWAL PENDERITA PENYAKIT HIRSCHSPRUNG YANG DILAKUKAN OPERASI PROSEDUR DUHAMEL

IRENE LOKANANTA, dr. Hj. Nunik Agustriani SpB, SpBA

2015 | Tesis-Spesialis | SP ILMU BEDAH ANAK

Latar belakang: Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan kongenital dengan karakteristik berupa tidak adanya pleksus dan ganglion sel submukosa (Meissner) dan Mientericus di usus distal. Keterlambatan pengeluaran mekonium adalah simptom dari suatu penyakit Hirschsprung. Penatalaksanaan penyakit Hirschsprung adalah dengan pembedahan untuk menghilangkan bagian yang patologi dan memperbaiki fungsi saluran cerna. Penatalaksanaan bedah definitif yang paling terkenal untuk penyakit Hirschsprung adalah prosedur Duhamel, namun belum terdapat penulis yang mengevaluasi mengenai komplikasi pasca operasi Duhamel di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Metode: Digunakan metode penelitian kohort retrospektif dan kohort prospektif dengan pengumpulan data antara Januari 2009 sampai Juni 2015 di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Dilakukan evaluasi terhadap penderita penyakit Hirschsprung yang diterapi dengan prosedur modifikasi Duhamel. Evaluasi untuk mengetahui hubungan outcome awal, yang meliputi mortalitas, infeksi luka operasi, enterokolitis pasca operasi, terhadap usia saat terdiagnosis dan saat operasi, tipe penyakit Hirschsprung, riwayat kolostomi sebelumnya, riwayat enterokolitis, diet preoperasi, hemoglobin, leukosit, albumin, lama perawatan preoperasi dan pasca operasi, lama operasi, jenis operasi, dan operator. Dilakukan uji statistik dengan chi square dan fisher exact test. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara usia saat terdiagnosis dan saat operasi, tipe penyakit Hirschsprung, riwayat kolostomi sebelumnya, riwayat enterokolitis, diet preoperasi, hemoglobin, leukosit, albumin, lama perawatan preoperasi dan pasca operasi, lama operasi, jenis operasi, dan operator dengan outcome awal (mortalitas, infeksi luka operasi, dan enterokolitis pasca operasi) pada penderita penyakit Hirschsprung yang diterapi dengan prosedur modifikasi Duhamel. Terdapat kecenderungan bahwa operasi dua tahap dan prosedur Duhamel dengan stapler merupakan jenis tindakan yang berhubungan paling rendah dengan kejadian kematian. Kesimpulan: Operasi Duhamel dua tahap dan prosedur Duhamel dengan stapler memberikan angka survival rate yang lebih tinggi.

Background: Hirschsprung disease is a congenital malformation of the hindgut characterised by the absence of parasympathetic intrinsic ganglion cells in the submucosal and myenteric plexuses. Delayed of passage of meconium is the cardinal symptoms. The treatment of Hirschsprung disease is surgical to pass the pathological part and repair the intestinal function. The most popular surgical procedures is Duhamel, but there were no authors has evaluate the post operative complication of this procedure in Sardjito Hospital Yogyakarta. Method: A retrospective and prospective study method was used with data collection between January 2009 to June 2015 in Sardjito Hospital Yogyakarta. An evaluation was done to the patient with Hirschsprung disease who were treated with Duhamel modification procedure. To know the relation between early outcome, which including mortality, surgical site infection, and postoperative enterocolitis, with diagnosed and operation age, type of Hirschsprung disease, colostomy, enterocolitis, preoperative diet, hemoglobin, leucocyte, albumin, length of preoperative and postoperative care, length of surgery, type of surgery, and operator. Statistical tests performed by chi square and fisher exact tests. Result: There were no relation between diagnosed and operation age, type of Hirschsprung disease, colostomy, enterocolitis, preoperative diet, hemoglobin, leucocyte, albumin, length of preoperative and postoperative care, length of surgery, type of surgery, and operator with early outcome (mortality, surgical site infection, and postoperative enterocolitis ) in patient with Hirschsprung disease who were treated with Duhamel modification procedure. There were lean that two-staged operation and Duhamel procedure with stapler had low relation with mortality. Conclusion: Two-staged Duhamel operation and Duhamel procedure with stapler give higher survival rate.

Kata Kunci : Hirschsprung disease, Duhamel procedure, Adang, stapler, enterocolitis, colostomy.