Analisis Perencanaan Permintaan dan Penyediaan Energi Listrik pada Sistem Interkoneksi Sumatera Menggunakan Pendekatan Integrated Resources Planning (IRP)
SUHONO, Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D.; Prof. Dr. Ir. Sasongko Pramono H, DEA
2015 | Tesis | S2 Teknik ElektroSistem interkoneksi Sumatera merupakan sistem kelistrikan terbesar di Indonesia setelah sistem JAMALI. Namun, masih banyak permasalahan yang sering terjadi, misalnya listriknya belum dapat dijangkau oleh semua masyarakat di Sumatera. Masalah yang lain adalah seringnya terjadi pemadaman listrik secara bergilir. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan daya dari sistem pembangkit Sumatera. Pemerintah bersama dengan penyedia jasa layanan listrik seperti PLN telah merencanakan pengembangan pembangkit listrik dengan nama fast track program (FTP) yang terbagi menjadi dua tahap. Sampai tahun 2015, pemadaman dan kekurangan pasokan daya masih sering terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya analisis yang langkap untuk mendukung perencanaan energi listrik jangka panjang di Sumatera demi terjaminnya pasokan listrik. Penelitian ini mengusulkan analisis perencanaan yang terintegrasi antara sisi permintaan dan penyediaan listrik. Metode yang digunakan adalah integrated resource planning (IRP). Model kerangka analisis IRP dibangun menggunakan perangkat lunak Long-range Energy Alternative Planning (LEAP). Jadi konsep perencanaannya adalah IRP sedangkan LEAP berperan sebagai media kerja atau alat untuk menyusun konsep dan menghitung. Skenario kebijakan FTP fase 1 dan fase 2 akan dikomparasi dengan skenario biofuel mandatory dan skenario optimisasi. Melalui analisis ini, diharapkan diperoleh hasil perencanaan yang terintegrasi antara sisi permintaan dan penyediaan secara optimal. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan melakukan program demand-side management (DSM) melalui skenario Konservasi Energi (KE), mampu mengurangi permintaan energi listrik di masa depan. Melalui skenario Alternatif, defisit energi listrik yang terjadi dapat teratasi mulai tahun 2022. Sementara itu, hasil optimisasi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai sumber energi mampu mengatasi krisis listrik di sistem interkoneksi Sumatera. Skenario Optimisasi merupakan opsi pengembangan pembangkit listrik dengan biaya termurah. Namun, dampak lingkungannya lebih besar dibandingkan skenario Emisi 26 dan skenario Emisi 41. Opsi kebijakan pada sisi suplai yang memiliki dampak lingkungan terendah ditunjukkan oleh skenario Emisi 41.
Sumatera interconnection system is the largest electricity system in Indonesia after JAMALI system. However, there are still many problems that often occur, for example, electricity can not be accessed by all the people in Sumatera. Another problem is the frequent electricity blackouts. This is caused by a lack of supply in power generation. The Government together with utilities such as PLN has planned electricity power development with the name of fast track program (FTP), which is divided into two stages. Until 2015, power blackouts and supply shortages are still frequent. Therefore, the need for integrated analysis to support long-term planning of electricity in Sumatera. This study proposes an integrated planning analysis between demand and supply of electricity. The method used is the integrated resource planning (IRP). IRP analysis framework model was built using Long-range Energy Alternative Planning (LEAP) software. FTP policy scenarios phase 1 and phase 2 will be compared to biofuel mandatory scenarios and optimization scenario. The optimal integrated option of supply-side and of demand-side is expected to be obtained through this analysis. The results showed that by doing demand-side management (DSM) programs through the Energy Conservation scenario (KE), capable of reducing electric energy demand in the future. Through the Alternative scenario, the deficit of electrical energy can be resolved beginning in 2022. Meanwhile, the optimization results indicate that the use of various sources of energy able to overcome the power crisis in the Sumatra interconnection system. Optimization Scenario is a power generation development option with the lowest cost. However, its environmental impact is greater than Emissions 26 scenarios and Emissions 41 scenarios. Emissions scenarios on the supply side which has the lowest environmental impact demonstrated by the Emissions 41 scenario.
Kata Kunci : perencanaan energi, listrik, pembangkit listrik, Sumatera, IRP, LEAP, DSM, biofuel mandatory, optimisasi