PERBEDAAN JENIS BAKTERI DI CAVUM NASI DENGAN DI SINUS MAKSILA PADA PASIEN RINOSINUSITIS MAKSILARIS KRONIS

NOVA PERDANA PUTRA, dr. Luh Putu Lusy Indrawati, M.Kes, Sp.THT-KL(K) ; Dr. dr. Bambang Udji Djoko Rianto, Sp.THT-KL(K), M.Kes

2015 | Tesis-Spesialis | S2 Ilmu Penyakit THT

Latar Belakang: Rhinosinusitis maksilaris kronis merupakan penyakit inflamasi kronis yang prevalensinya terus meningkat. Perubahan pola kuman dan resistensi bakteri terhadap antibiotik diduga berpengaruh terhadap peningkatan tersebut. Gangguan patensi ostium nasi media memungkinkan perbedaan pola bakteri pada cavum nasi dengan sinus maksila. Tujuan: Mengetahui pola kuman dan uji sensitivitas pada penderita rhinosinusitis maksila kronis yang berasal dari spesimen kavum nasi dan sinus maksila. Metode: Penelitian cross sectional study mengenai perbedaan pola bakteri pada cavum nasi dengan sinus maksilla pada penderita rinosinusitis maksilaris kronik. Hasil: Bakteri terbanyak dari seluruh kuman yang tumbuh pada cavum nasi dan sinus maksila adalah Staphylococcus epidermis (21,7%), Staphylococcus aureus (18,3%), Klebsiella pneumonia (13,3%), Pseudomonas aeruginosa(10,0%). Bakteri terbanyak pada cavum nasi adalah Staphylococcus aureus, dan pada sinus maksila adalah Staphylococcus epidermis. Sensitivitas antibiotic tertinggi pada cavum nasi adalah Trimetoprime & Sulfametoxazole (63,3%), sedangkan pada sinus maksila adalah Ciprofloxacin (66,7%). Untuk resistensi antibiotik tertinggi pada cavum nasi adalah Amoxillin dan Clindamycin (40,0%). Sedangkan pada sinus maksila Amoxillin dan Ceftriaxone (40,0%). Dari 30 pasien, ada 19 (63,3%) pasien didapati hasil pertumbuh bakteri yang berbeda antara cavum nasi dengan sinus maksilla dan yang sama sebanyak 11 (36,7%). Namun, dari uji binomial diketahui tidak ditemukan perbedaan proporsi pola bakteri yang sama maupun yang berbeda antara cavum nasi dan sinus maksila dengan nilai p= 0,200 (p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan pola bakteri di cavum nasi dibanding pola bakteri di sinus maksilla pada pasien rinosinusitis maksilaris kronik.

Background: Chronic maxillary rhinosinusitis is a chronic inflammatory disease whose prevalence continues to rise. Changes in patterns of bacteria and bacterial resistance to antibiotics are thought to affect the increase. The disorder of ostium media patency allows differences in the pattern of bacteria in nasal cavity with the maxillary sinus cavity. Objective: To determine the pattern of bacteria and sensitivity test in patients with chronic maxillary rhinosinusitis specimens derived from nasal cavity and maxillary sinus cavity. Methods: The study was cross-sectional study of the differences in patterns of bacteria in maxillary sinus cavity with nasal cavity in patients with chronic maxillary rhinosinusitis. Results: The most bacteria that grows on nasal cavity and maxillary sinus cavity was Staphylococcus epidermidis (21.7%), Staphylococcus aureus (18.3%), Klebsiella pneumoniae (13.3%), Pseudomonas aeruginosa (10.0% ). Most bacteria on nasal cavity was Staphylococcus aureus, and in the maxillary sinus was Staphylococcus epidermis. The highest antibiotic sensitivity in nasal cavity was Trimetoprime & Sulfametoxazole (63.3%), whereas in the maxillary sinus was Ciprofloxacin (66.7%). For the highest antibiotic resistance in nasal cavity was Amoxillin and Clindamycin (40.0%). While in the maxillary sinus Amoxillin and Ceftriaxone (40.0%). Of the 30 patients, 19 (63.3%) patients were found to be the result of bacterial growth was different between the maxillary sinus cavity and nasal cavity with the same 11 (36.7%). However, from the binomial test found no difference in the proportion of known bacterial patterns the same or different between the nasal cavity and the maxillary sinus cavity with a value of p = 0.200 (p> 0.05). Conclusions: There is no differences in the pattern of bacteria in the nasal cavity compared to the pattern of bacteria in maxillary sinus in patients with chronic maxillary rhinosinusitis.

Kata Kunci : Rinosinusitis Maksilaris Kronis, Pola Bakteri, Resistensi Antibiotik