Laporkan Masalah

SURABAYA KOTA LITERASI DALAM PERSPEKTIF WACANA KRITIS

MEINIA PRAYESTI K, Prof. Dr. Partini, SU

2015 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Pemerintah kota Surabaya mendeklarasikan Surabaya Kota Literasi tanggal 2 Mei 2014 bertepatan dengan peringatan hari pendidikan nasional. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia warganya melalui budaya literasi salah satunya dengan kebiasaan membaca. Permasalahannya adalah selama lebih dari satu tahun program tersebut berjalan, mayoritas masyarakat belum mengetahui tentang kota literasi baik secara konsep maupun tujuan, pun mengetahui hanya sebatas program membaca atau kegiatan di TBM. Fenomena ini seharusnya tidak terjadi, mengingat program Surabaya Kota Literasi adalah program inovatif dan satu-satunya di Indonesia dengan tujuan perubahan (kemajuan) berbasis pengetahuan di masa datang. Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough yaitu melalui tiga tahap dimensi (analisis intertekstualitas, analisis praktik kewacanaan, dan analisis praktik sosiokultural). Penelitian ini mengambil data dari dua sudut pandang yaitu pemerintah sebagai penggagas dan pelaksana program dan masyarakat sebagai obyek/sasaran program. Sehingga diharapkan akan memperoleh data yang obyektif dan mendalam. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dalam dimensi intertekstualitas ketidakpahaman masyarakat tentang program Surabaya Kota Literasi disebabkan karena penggunaan kata literasi yang masih awam di masyarakat secara umum. Dalam dimensi praktik kewacanaan kata literasi ini kemudian dikonstruksi sebagai pemahaman kegiatan membaca melalui program kerja yang dilakukan oleh pemerintah kota surabaya (produksi wacana) dan dalam proses konsumsi wacana, masyarakat (sasaran) tidak melakukan penolakan dan cenderung mengikuti arus, namun masyarakat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang literasi lebih bersikap kritis dan mengintrepretasikan program tersebut sebagai sebuah wacana branding. Di sisi lain, program surabaya kota literasi telah memberikan suatu perubahan dalam masyarakat yaitu dari masyarakat yang pasif membaca, sekarang antusias dalam kegiatan membaca melalui sarana dan prasarana yang telah disediakan pemerintah kota surabaya (praktik sosiokultural).

Surabaya city government declared the Surabaya City Literacy dated May 2, 2014 to coincide with the anniversary of national education. It aims to improve the quality of human resources of its citizens through cultural literacy one of them with the habit of reading. The problem is that for more than a year the program is running, the majority of people do not know about the city of literacy both in concept and purpose, even knowing only a reading program or activity in TBM. This phenomenon should not happen, given the program Surabaya City Literacy is an innovative program and the only one in Indonesia with the purpose of the change (progress) based knowledge in the future. Using the method of critical discourse analysis Norman Fairclough, namely through three stages dimensional (analysis of intertextuality, analysis discourse practice, and analysis of socio-cultural practices). This study took data from two perspectives, namely governments as initiators and implementers and communities as objects / targets of the program. Which is expected to obtain objective data and depth. Based on the data analysis has been done can be seen that the dimensions of public ignorance about intertextuality Surabaya City Literacy program due to the use of the word "literacy" which still lay in the society in general. In the dimension of discourse practice the word "literacy" is then constructed as an understanding of reading through the work program undertaken by the government of the city of Surabaya (production of discourse) and in the process of consumption of discourse, society (target) does not do rejection and tend to follow the flow, but people who have experience and knowledge of "literacy" is more critical attitude and Interpret the program as a discourse branding.On the other hand, the program Surabaya city literacy has given a change in society that is from people who passively read, now enthusiastic in reading through the facilities and infrastructure which has provided the city government of Surabaya (practice sociocultural).

Kata Kunci : Surabaya Kota Literasi, Analisis Wacana Kritis, dan Perubahan Sosiokultural.

  1. S2-2015-356334-abstract.pdf  
  2. S2-2015-356334-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-356334-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-356334-title.pdf