Laporkan Masalah

RUANG TRANSAKSI DI JALUR PEDESTRIAN KAWASAN PUSAT KOTA SEMARANG Koridor Jalan Pahlawan- Kawasan Simpang Lima

AL'ASWAD, Prof.Ir.Achmad Djunaedi, MUP., Ph.D

2015 | Disertasi | S3 ILMU ARSITEKTUR

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah adanya fenomena aktivitas masyarakat kota Semarang di ruang pedestrian khususnya pada Koridor Jalan Pahlawan-Simpang Lima. Fenomena ini dapat dilihat dari adanya keberadaan pemanfaatan ruang yang merupakan perkantoran pemerintah Provinsi Jawa Tengah (untuk di Jalan Pahlawan) dan pusat bisnis Kota Semarang (Simpang Lima) tetapi pada koridor Jalan Pahlawan ini menjadi pusat aktivitas yang sangat dikenal di Kota Semarang sebagai "ruang nongkrong". Secara historis koridor Jalan Pahlawan ini merupakan koridor yang menghubungkan antara permukiman baru jaman Belanda dengan Kawasan Pusat Kota Lama (yang jaman Belanda merupakan Pusat Pemerintahan). Permukiman tersebut adalah permukiman Candi Baru (merupakan bentukan karya Thomas Carsten) yang berada orientasinya di Selatan dari kawasan penelitian. . Fenomena perubahan aktivitas dan pemanfaatan ruang pedestrian koridor pemerintahan-pusat bisnis di Kota Semarang mendorong munculnya pokok-pokok pertanyaan penelitian yakni apa makna ruang yang terjadi di Jalur Pedestrian pada Koridor Jalan Pahlawan-Simpang Lima yang merupakan kawasan pemerintah dan pusat bisnis di Kota Semarang, kemudian apa latar belakang yang mendasari terbentuknya karakter dan makna ruang di jalur pedestrian Koridor Jalan Pahlawan-Simpang Lima, dan bagaimana teori lokal ruang di jalur pedestrian Koridor Jalan Pahlawan-Simpang Lima yang dapat memberikan penjelasan terbentuknya makna dan konsep ruang yang ada. Sehingga Tujuan penelitian ini adalah untuk Menemukan konsep dan teori lokal yang ditemukan dalam fenomena ruang di jalur pedestrian pada koridor Jl. Pahlawan -Simpang Lima Kota Semarang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif kualitatif, dimana metode analisis yang digunakan adalah fenomenologi yang mengedepankan obeservasi mendalam dilokasi penelitian sehingga didapatkan unit-unit informasi yang ditemukan yang kemudian tersusun kedalam klasifikasi tema-tema hasil temuan sehingga mendapatkan konsepsi teori yang menjadi latar esensi teori ruang transaksi di Jalur Pedestrian koridor Jl. Pahlawan- Simpang Lima Kota Semarang. Penelitian ini menghasilkan temuan tentang makna ruang yang terjadi adalah "transaksi" didalam ruang pedestrian pada koridor tersebut. Latar belakang yang mendasari makna ruang di jalur pedestrian ini adalah adanya segregasi ruang pedestrian yang didasarkan kategori fungsi pemanfaatannya, yang dipengaruhi oleh keberadaan ruang spekulasi, "nggendera", "gentho","komunitas","perjumpaan seksual","relaksasi"dan "perjanjian. Ketujuh temuan tema ruang tersebut memberikan karakter dan makna ruang di jalur pedestrian ini memiliki nilai "transaksi" baik secara langsung maupun terselubung. Ruang transaksi ini dibangun oleh esensi ruang di jalur pedestrian yakni transaksi kuliner, transaksi seksual dan ruang perjanjian. Temuan penelitian ini adalah ruang transaksi sebagai manifestasi ruang di jalur pedestrian Koridor Jl. Pahlawan-Simpang Lima Kota Semarang, yang diharapkan dapat memberikan khazanah dalam dinamika ruang-ruang pedestrian perkotaan.

Issues raised in this research is the phenomenon of community activities Semarang in pedestrian space, especially on Corridor Pahlawan Street-Simpang Lima. This phenomenon can be seen from the existence of the use of government office space that is Central Java (for at Pahlawan Street) and business center of Semarang (Simpang Lima) but at this Pahlawan Street corridor into a hub of activity that is very well known in the city of Semarang as "space hanging out ". Historically Pahlawan Street corridor is the corridor that connects the new era of Dutch settlement with the Old Town Center area (the Dutch period was the Central Government). The settlement is the settlement of Candi baru (is formed by Thomas Carsten) situated in the South orientation of the study area. The phenomenon of change activity and pedestrian corridor space utilization of government-business center in the city of Semarang encourage the emergence of the main points of the research question what is happening in the space of meaning Pedestrian Path on Corridor Pahlawan Street-Simpang Lima which is the government and the central business district in the city, then what background underlying the formation of the character and significance of space in the pedestrian corridor Pahlawan Street-Simpang Lima, and how the local theory of space in the pedestrian corridor Pahlawan Street- Simpang Lima that may explain the formation of the meaning and concept of the existing space. So the purpose of this study is to find local concepts and theories found in the phenomenon of space in the pedestrian path on the corridor Pahlawan Street-Simpang Lima Semarang. The approach in this study is a qualitative inductive approach, where the method of analysis used was phenomenology which emphasizes profound observation location research to obtain units of information are found which are then arranged into the classification of the themes of the findings so as to get the conception of the essence of the theory is the background of the theory of space Pedestrian Path transactions corridor Pahlawan Street-Simpang Lima Semarang. The study produced findings about the meaning of space that happens is a "transaction" in the pedestrian area in the corridor. Background The underlying meaning of space in this pedestrian pathway is segregation based pedestrian space utilization function category, which is influenced by the existence of space speculation, "nggendera", "gentho", "community", "sexual encounter", "relaxation" and space for "dating". Seventh finding the space theme gives the character and significance of space in this pedestrian path has a value of "transaction" either directly or covertly. This transaction space built by the essence of space in the pedestrian lane culinary transaction, sexual transactions and agreements space. The findings of this study is the transaction space as a manifestation of space in the pedestrian corridor Jl. Simpang Lima hero-city of Semarang, which is expected to provide the treasures in the dynamics of urban pedestrian spaces.

Kata Kunci : Commercial Activity, Pedestrians, Open Space, Downtown, Transaction, Urban, Semarang

  1. S3-2015-274756-abstract.pdf  
  2. S3-2015-274756-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-274756-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-274756-title.pdf