POTENSI EKOWISATA BERBASIS BUDAYA KAMPUNG BETING DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS PONTIANAK
ADE ABRIANSYAH, Dr. Ir. Djoko Wijono, M.Arch
2015 | Tesis | S2 Kajian PariwisataKampung Beting merupakan sebuah kampung tradisional yang terletak di bantaran sungai Kapuas, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak Kalimantan Barat. Menurut catatan sejarah, kampung ini memiliki riwayat historis yang tinggi sebagai cikal bakal peradaban Kota Pontianak. Hal tersebut ditandai dengan beberapa peninggalan bersejarah seperti Istana Keraton Kadriyah yang merupakan peninggalan kesultanan islam sejak tahun 1771 yang dipimpin pertama kali oleh Sultan I yaitu Syarif Abdurrahman Alqadrie. Di samping Istana Keraton Kadriyah, kampung ini juga masih menyisakan beberapa warisan sejarah berupa masjid Jami dan arsitektural perkampungan di atas air (beting), serta adat-istiadat dan tradisi melayu yang masih sangat kental. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi ekowisata yang dimiliki kampung Beting dan kawasannya dengan menggunakan pendekatan konsep ekowisata berbasis budaya. Beberapa wujud kebudayaan yang menjadi objek kajian terdiri dari wujud yang bersifat material maupun non-material seperti bangunan bersejarah, arsitektural perkampungan, tradisi dan adat istiadat masyarakat lokal. Factor-faktor yang dijadikan parameter untuk mendeskripsikan potensi wujud kebudayaan terdiri dari nilai kesejarahan, harmoni/keselarasan, keunikan, fungsi sosial, daya tarik, dan kelangkaan. Selain into dilakukan pula kajian terhadap aspek-aspek pendukung potensi seperti kondisi lingkungan, sarana prasarana, infrastruktur, aksesibilitas, serta sikap masyarakat dan pemerintah terhadap potensi kebudayaan yang terdapat di Kampung Beting Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wujud kebudayaan yang dimiliki Kampung Beting terbilang potensial untuk dijadikan daya tarik ekowisata berbasis budaya. Hal ini nampak dari dari nilai-nilai kesejarahan, keselarasan/harmoni, keunikan, daya tarik dan kelangkaan yang masih terpelihara dari bangunan Istana Keraton Kadriyah, masjid Jami, perkampungan beting serta festival meriam karbit. Walaupun sebgaian di antaranya mulai mengalami pergeseran fungsi sosial dan penurunan daya tarik akibat minimnya pemeliharaan dan kepedulian masyarakat lokal dan pemerintah. Sementara itu permasalahan utama dari segi kondisi lingkungan masih cukup serius, ditandai dengan semrawutnya pembuangan limbah masyarakat ke sungai yang menyebabkan terjadinya banjir saat air pasang. Kondisi infrastruktur juga banyak ditemukan dalam kondisi rusak. Sementara itu dari segi sikap masyarakat dan pemerintah setempat, terdapat respon yang cukup baik untuk mendukung pengembangan potensi Kampung Beting menjadi kawasan ekowisata yang berbasis kebudayaan.
Kampung Beting is a traditional village located on the rivebank Kapuas, District East Pontianak District, Pontianak City, West Kalimantan. The village has a high historical story as the forerunner of Pontianak civilization. It is characterized by several historical relics such as Kadriyah Keraton Palace which is a legacy of Islamic sultanate since 1771, led first by Sultan Syarif Abdurrahman Alqadrie. This village is also has some historical heritage, they are Jami mosque, the setlement on the water, and some customs and traditions that are still being maintained. The goal of this study is to figure the cultural potency of Kampung Beting as a tourism area by using culture-based ecotourism approach. The object of this study consists of both material and non-material culture such as buildings, architectural villages, also traditions and customs of local communities. To describe the potential culture, writer used some factors as a parameter they are of historical value, harmony / alignment, uniqueness, social function, appeal, and rarity. The writer also conducted some aspect that support the cultural potencies such as environmental conditions, infrastructure, facilities, accessibility, communities, and government attitudes and toward culture potency in Kampung Beting The results showed that the most of cultural heritages in Kampung Beting are potential to be a culture based ecotourism appeal. It is apparent from the historical values, alignment/harmony, uniqueness, charm and preserved scarcity of building Kadriyah Kraton Palace, the Jami mosque, the setlement on the water, and Festival Meriam Karbit. In other side, some of them become shifting in social functioning and appeal due to lack of maintenance and care by local communities and government. Meanwhile, the main problems of environmental conditions are still quite serious, because of sewage throwing into the river that causing flooding at high tide. Infrastructure condition is also found in a damaged condition. Meanwhile the writer found that there was a good response by the communities and government to support the potencies of Kampung Beting to be a culture-based ecotourism.
Kata Kunci : Potensi, Ekowisata Budaya, Kampung Beting