Laporkan Masalah

PENURUNAN BUDIDAYA TANAMAN MENDONG (HeleocharisChaetarisBoeck.L) SEBAGAI BAHAN BAKU KERAJINAN TANGAN DI PADUKUHAN PARAKAN KULON DAN PLEMBONDESA SENDANGSARI, KECAMATAN MINGGIR, KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

JULIANTI MARBUN, Prof. Dr. Sudarmadji, M.Eng.Sc

2015 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Berkembangnya desa dimulai dari prinsip-prinsip kearifan lokal yang ada. Salah satu contoh di Desa Sendangsari, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman dalam pemanfaatan dan pengolahan tanaman mendong. Tanaman mendong yang telah dibudidayakan, di Padukuhan Parakan Kulon, dan Padukuhan Plembon mengalami penurunan, berkurangnya tanaman mendong yang dijadikan bahan baku Handicraft berdampak kepada keberlanjutan dari petani dan pengrajin mendong Di Padukuhan Parakan Kulon, dan Padukuhan Plembon, Desa Sendangsari sebagai penghasilan tambahan. Penelitian ini menggunakan metode survei, dengan pendekatan analisis spasial dan temporal. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lahan budidaya mendong, untuk mengetahui kesesuaian syarat tumbuh tanaman mendong dan dianalisis dengan menggunakan Weight Factor Matching. Responden yang diambil untuk mendapatkan informasi dilakukan dengan pendekatan Indepth Interview. Pendekatan analisis spasial dan temporal dalam mengevaluasi penurunan budidaya mendong pada tahun 2009 dan 2014 dilakukan, untuk mendapatkan faktor dominan dalam penurunan budidaya mendong, serta diuji dengan analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Kesesuaian syarat tumbuh tanaman mendong di Padukuhan Parakan Kulon, dan Padukuhan Plembon, Desa Sendangsari dalam Weight Factor Matching termasuk cukup sesuai (S2) dengan persentase 64,37 %. Sebagian lahan budidaya mendong yang ada tergolong dalam kategori sesuai marginal (S3), dan kategori tidak sesuai (N) yang dipengaruhi oleh faktor pembatas kadar air yang kurang di dalam tanah untuk syarat tumbuh mendong. (2) Faktor penurunan tanaman mendong terletak pada biaya produksi yang tinggi tidak sebanding dengan nilai penjualan dari kerajinan anyaman mendong, anyaman mendong yang mudah terserang jamur, dan aspek pemasaran yang terbatas menjadi faktor kendala dalam pembudidayaan mendong berkelanjutan. (3) Evaluasi distribusi penurunan budidaya tanaman mendong terhadap luasan sebaran tanaman mendong mengalami penurunan. Pada tahun 2009 lahan budidaya tanaman mendong sebesar 40 Ha, mengalami penurunan pada tahun 2014 dengan luas lahan budidaya 9 Ha. Tingkat pemasaran yang menurun memerlukan pendekatan strategi pemasaran dalam pengembangan wilayah perdesaan.

The development of a village is started from the existing local wisdom. One of the examples is the utilization and cultivation of mendong plant in Sendangsari Village, Minggir District, Sleman Regency. However, there is a decline of mendong plant which has been cultivated in Parakan Kulon and Plembon Hamlets of Sendangsari Village. The decline of the plant which has been used as handicraft material influences the sustainability of mendong farmers and mendong craftsmen in Parakan Kulon and Plembon Hamlets of Sendangsari Village who gain perquisite from this plant. This research utilized survey method with spatial and temporal analysis approach. Soil sampling was conducted on the area used to cultivate mendong plant to figure out its compatibility with the requirements of growing mendong plants, and it was analyzed by using Weight Factor Matching. To get information from the respondents, Indepth Interview approach was used. Spatial and temporal analysis approach for evaluating the decline in 2009and 2014of mendong the cultivation was evaluated to get the dominant factor of rushes, and was examined with regression analysis. The results of this research shows: (1) The compatibility of mendong plant growing in Parang Kulon and Plembon Hamlets of Sendangsari Village in Weight Factor Matching is quite compatible (S2) with the percentage 64,37 %. Some cultivation area of mendong plant is in the category of marginal (S3) and incompatible (N) which is influenced by less water content restrain in the soil for mendong plant growth requirement. (2) The factor of the decline of mendong plant lies on the high cost of production which is not proportional with the value of sales of mendong handycraft, the vulnerability of mendong matting to fungus, and the inadequate marketing aspects which becomes the limiting factor in the sustainability of mendong plant cultivation. (3) Distribution evaluation of the decline mendong plant cultivation towards its distribution area shows a decreased in 2009 rushes of 40 hectares, has decreased in 2014 of 9 hectares an area. The decreased level marketing requires strategic marketing approach in developing rural areas.

Kata Kunci : Kerajinan Tangan, Penurunan Budidaya Mendong

  1. S2-2015-322183-abstract.pdf  
  2. S2-2015-322183-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-322183-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-322183-title.pdf