KOMPOSISI JENIS TEGAKAN DI HUTAN ALAM KAWASAN SONDO GUNUNG SUMBING
RIZKI TRI UTAMI, Dr. Soewarno Hasanbahri, M.S.
2015 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SVINTISARI Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohonan dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan di luar hutan. Hutan terdapat berbagai keanekaragaman hayati, baik satwa liar maupun tumbuhan. Dari keanekragaman sumber daya hayati di hutan, tegakan merupakan suatu skala unit ekosistem hutan yang dapat diidentifikasi relatif lebih homogen dan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi. Jenis pohon yang beranekaragam akan memberikan unsur penting dalam suatu ekosistem hutan dan untuk mempertahankan fungsi hutan secara keseluruhan pada level tegakan. Penelitian mempunyai tujuan untuk mengetahui komposisi jenis pohon dan untuk mengetahui jenis pohon yang mendominasi di kawasan hutan alam. Penelitian dilakukan di Blok 40 Kawasan Sondo Gunung Sumbing, RPH Cepit, BKPH Temanggung, KPH Kedu Utara yang terletak di Desa Cepit Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Penelitian menggunakan metode tanpa plot dengan membuat transek pada ketinggian 1842 sampai dengan 1950 m dpl. Dalam tiap garis transek dibuat titik-titik pengamatan, antar titik pengamatan berjarak 50 meter dengan posisi berseling kanan kiri jalur pendakian. Pengamatan dilakukan pada 34 titik pengamatan, untuk mempermudah dalam pengamatan setiap titik dibagi menjadi empat kuadran. Data yang diambil berupa jenis tegakan, keliling, dan jarak antara titik pengamatan dengan titik terdekat. Untuk mengetahui jenis yang dominan pada kawasan tersebut berdasarkan Mueller-Dombois dan Ellenberg dilakukan analisis indeks nilai penting. Hasil dari penelitian diperoleh enam jenis penyusun yang berada di Hutan Alam Kawasan Sondo Gunung Sumbing yaitu Cemara Gunung (Casuarina junghuniani), Pinus (Pinus merkusii), Akasia (Acacia decurrens), Puspa (Schima wallichi), Suren (Toona sureni), Manis Jangan (Cinnamomum verum). Dari hasil analisis indeks nilai penting (INP), Akasia (Acacia decurrens) mempunyai INP tertinggi sebesar 169,1257%, kerapatan relatif sebesar 65,92592593% dan frekuensi relatif sebesar 43,05555556%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis ini mendominasi pada daerah tersebut dan mempunyai jumlah individu yang paling banyak dalam luasan yang sama dibandingkan dengan jenis lainnya.
ABSTRACT The forest is a community of plants and trees of the State of the environment is different from a State outside of the forest. There are a variety of forest biodiversity, whether wildlife or plants. Of biological resources in keanekragaman forest, the forest is a forest ecosystem units scale can be identified relatively homogenous and has a high diversity of types. The diverse species of trees will provide an important element in a forest ecosystems and to maintain overall forest functions on the level of the stands. The research aims to find out the composition of tree species and to know the types of trees dominate in the area of natural forests. Research done on the block 40 Sondo Area Mount Sumbing, RPH Cepit, Temanggung, BKPH KPH Kedu North located in the village of Pagergunung, district Cepit, Temanggung. Research using the method without the plot by creating transek at an elevation of 1842 up to 1950 m above sea level. In each line of the transek made the observation points observation point, is 50 metres with position left right berseling hiking paths. Observations carried out on 34 points of observation, to ease in observation of any point is divided into four quadrants. The data is taken in the form of different types of forest, a tour, and the distance between the point of observation with the closest point. To find out the dominant type in the area based on the Mueller-Dombois and Ellenberg conducted an analysis of the important value index. The results of the research obtained six types of constituents who are in Natural Forest Area Sondo Mount Sumbing Casuarinas (Casuarina junghuniani), Pinus (Pinus merkusii), Acacia (Acacia decurrens), Puspa (Schima wallichi), Suren (Toona sureni), Manis Jangan (Cinnamomum verum). From the results of the analysis of the important value index, Acacia (Acacia decurrens) have the highest of INP 169,1257%, the relative density of 65,92592593% and the relative frequency of 43,05555556%. So it can be concluded that this type of dominating the region and has the most number of individuals in the same area as compared to other types.
Kata Kunci : hutan, tegakan, kerapatan relatif, frekuensi relatif, indeks nilai penting.