STUDI KOMPOSISI KEANEKARAGAMAN JENIS POHON PASCA ERUPSI MERAPI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

LUSIANA DWI SEPTIANI, Dr. Ir. Soewarno Hasan Bahri, MS.

2015 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SV

Keadaan hutan di kawasan lereng Gunung Merapi akan mengalami perubahan keanekaragaman hayati dan komposisi jenis pasca terjadinya erupsi dengan adanya lava dan abu vulkanik yang mengenai kawasan. Hutan yang terbentuk akan memiliki formasi yang berbeda dengan keadaan awalnya, hal ini disebabkan karena perubahan kondisi tempat tumbuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan komposisi jenis dan persebarannya. Untuk mengetahui komposisi jenis dilakukan perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) yang didalamnya terdapat tiga vektor yaitu Kerapatan (KR), Frekuensi (FR), dan Dominasi (DR), sedangkan untuk menghitung persebarannya dilakukan perhitungan indeks dispersi. Pada pengambilan data ini pengukuran hanya diukur untuk vegetasi tingkat pohon, yaitu semua jenis pohon yang lebih dari sapihan (tinggi > 150 cm). Pengukuran dilakukan dengan metode kuadran dan pengambilan sampel dilakukan di kanan kiri jalan setapak secara berseling. Penelitian dilaksanakan pasca erupsi 2010 pada bulan Oktober 2014 di Blok Gandok, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Berdasarkan penelitian komposisi jenis pohon ditemukan 15 jenis yang termasuk dalam 8 famili. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil Kerapatan Relatif (KR) tertinggi adalah jenis Trema orientalis sebesar 23,07692308%, Dominasi Relatif (DR) tertinggi adalah Paraserianthes falcataria sebesar 47,71363998%, Frekuensi Relatif (FR) tertinggi adalah Trema orientalis sebesar 909,0909091%, dan Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi adalah Trema orientalis yaitu sebesar 950,646%. Untuk pola persebaran diketahui pola persebaran di daerah tersebut didominasi dengan pola acak dan teratur.

Forest condition in slope of Merapi Mountain will experience changes of biological diversity and type composition post eruption with lava and volcanic ash covering the area. The forest formed will have a different formation from the initial condition due to the change of the condition of the growth location. This study aimed to discover the conditions of type composition and the dispersion. To discover type composition, Importance Value Index (INP) which contains three vectors which are Density (KR), Frequency (FR), and Domination (DR) was used, which dispersion index was used to measure the dispersion. In this data collection, only tree level vegetations were measured, i.e. all trees above saplings (height > 150 cm). Measurement was performed by quadrant method and sampling was performed on both sides of path intermittently. The study was conducted post 2010 eruption on October 2014 in Gandok Block, Hargobinangun Village, Pakem Sub-District, Sleman Regency. Based on the study of composition of tree types, 15 types from 8 families were discovered. The calculation showed that the highest Relative Density (KR) was Trema orientalis with 23,07692308%, the highest Relative Domination (DR) was Paraserianthes falcataria with 47,71363998%, the highest Relative Frequency (FR) was Trema orientalis with 909,0909091%, and the highest Importance Value Index (INP) was Trema orientalis with 950,646%. For dispersion patterns, it is discovered that dispersion value in the area was dominated by random and regular patterns.

Kata Kunci : Merapi Mountain National Park, Type Composition, Dispersion Pattern.