BOBETO DALAM RITUAL SALAI JIN SEBAGAI TRADISI LISAN MASYARAKAT GURA BUNGA, KOTA TIDORE KEPULAUAN
BAHTIAR HAIRULLAH, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A
2015 | Tesis | S2 ILMU ANTROPOLOGIPenelitian ini berfokus pada aspek kegiatan dan kepercayaan magis masyarakat Gura Bunga yang disebut Bobeto. Dengan menggunakan metode etnografi, penelitian ini telah mengungkapkan beberapa jenis Bobeto yang berupa teks lisan yang disampaikan secara lisan oleh informan maupun teks tulisan yang dikutip dari beberapa sumber seperti buku dan lainnya. Penelitian ini kita dapat mengatakan telah berhasil mencapai tujuannya yaitu menampilkan fungsi Bobeto dalam ritual salai jin sebagai sebuah teks yang menurut masyarakat Gura Bunga adalah sesuatu yang sifatnya sakral. Pada bab tiga dan empat, peneliti telah berhasil menunjukan bahwa Bobeto berkaitan erat dengan sistem pemikiran, kepercayaan dan corak hidup masyarakat setempat. Bobeto dalam ritual Salai Jin memang sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari prosesi ritualnya. Ada pun tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan bentuk Bobeto yang terkandung dalam ritual Salai Jin pada Masyarakat Gura Bunga. (2) Mendeskripsikan fungsi Bobetobagi orang – orang yang terlibat dalam ritual Salai Jin di masyarakat Gura Bunga. (3) Menafsirkan pandangan hidup dan nilai yang terkandung dalam ritual Salai Jin pada masyarakat Gura Bunga. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, dimana peneliti melakukan penelitian lapangan dan melakukan kontak langsung dengan masyarakat Gura Bunga. Ada pun metode yang digunakan adalah kualitatif dimana data lapangan dideskripsikan sesuai fakta, dengan penggambaran yang sistematis. Konsep teoritis yang dijadikan fondasi penulisan ini adalah perpaduan antara teori tradisi lisan dan teori antropologi. Teori-teori tersebut adalah: Konsep Fungsi, konsep Tradisi Lisan, Konsep Ritual, dankonsep Mantra Penelitian ini telah mengumpulkan Bobeto sebanyak 7 (tujuh) buah. Secara umum Bobeto merupakan mantra yang dikenal oleh masyarakat Gura Bunga sebagai sebuah janji atau doa terhadap sang leluhur atas segala bentuk permintaan termasuk jalan keselamatan. Masing-masing Bobeto dilafaskan menggunakan bahasa Tidore yang beberapa di antaranya diawali dan diakhiri dengan bahasa Arab. Pencampuran bahasa yang terdapat dalam Bobeto menandakan pengaruh budaya luar seperti masuknya agama Islam ke dalam kehidupan masyarakat Gura Bunga tidak serta merta merubah kebudayaan asli mereka, malah memperkaya khazanah kebudayaan mereka. Dari hasil penelitian dan kajian tentang Bobeto dalam ritual salai jin ini ternyata, peneliti menemukan sesuatu yang berbeda dengan mantra yang terdapat dalam banyaknya suku bangsa di Indonesia. Bila mantra di lain tempat dipercaya mempunyai daya magis untuk dapat menyembuhkan atau hal-hal yang berefek positif bagi manusia, maupun dapat pula mendatangkan celaka atau mendatangkan efek negatif pada manusia; Bobeto dalam ritual Salai Jin terbatas pada tujuan-tujuan positif saja. Masyarakat Gura Bunga tidak menggunakan Bobeto untuk meminta bantuan jin untuk mendatangkan celaka bagi orang lain, meskipun ada juga Bobeto yang bertujuan untuk melawan daya gaib negatif yang ditujukan kepada seseorang.
This study focuses on the aspect of community activities and magical beliefs Gura Bunga called Bobeto. Using the ethnographic methods, this study has revealed several types of oral text form Bobeto delivered orally by informants or writing text quoted from several sources such as books and others. This study we can say has succeeded in achieving its goal to show the function of Bobeto in ritual salai jin as a text, according to the people of Gura Bunga something that is sacred. In the chapter three and four, researchers had managed to show that Bobeto closely related to the system of thought, belief and way of life of local communities. Bobeto in Salai Jin ritual is something that can not be separated from the procession rituals. There is also the purpose of this study are: (1) Describe kind of Bobeto in the ritual Salai Jin at society of Gura Bunga. (2) Describe the function of Bobeto to the peoples who involved in ritual Salai Jin in society of Gura Bunga. (3) Interpreting outlook on life and values ​​contained in the ritual Salai Jin Gura Bunga community. This study uses ethnographic approach, where researchers conduct field research and make direct contact with the peoples of Gura Bunga. There is also the method used is qualitative where field data is described according to the fact, the systematic portrayal. The theoretical concept is used as the foundation of this paper is the unification between oral tradition and anthropological theory. These theories are: The concept of function, the concept of Oral Traditions, Concept Ritual, and concept of Mantra. This study has collected 7 (seven) Bobetos. Generally, the people of Gura Bunga known that bobeto is mantra as a prayer to the ancestors for any requests including road safety. Each Bobeto mantion used the language of the island where some of them begins and ends with the Arabic language. Mixing the language contained in Bobeto signifies outside cultural influences such as the entry of Islam into the peoples life of Gura Bunga and does not necessarily alter their native culture, even enrich their culture. From the results of research and studies about bobeto in in the ritual salai jin in fact, researchers found something different to the mantra contained in the many tribes in Indonesia. When a spell elsewhere believed to have magical power to heal or things that have a positive effect for humans, and can also lead to harm or bring negative effects on humans; Bobeto in ritual Salai Jin limited to positive purposes only. People of Gura Bunga does not use Bobeto to ask the genie to bring disaster relief to others, although there are also Bobeto which aims to counter the negative occult power, addressed to someone.
Kata Kunci : Ritual salai Jin, Bobeto dan Tradisi Lisan