INTERAKSI MASYARAKAT LOKAL TERHADAP KAWASAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI
DARWIN INVOCAVIT PUTRA HAREFA, Wiyono, S.Hut., M.Si
2015 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SVTaman Nasional Gunung Merapi (TNGM) ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004. Dengan penetapan tersebut, masyarakat sekitar hutan di kawasan TNGM tidak bisa memanfaatkan hutan secara penuh karena aturan-aturan yang ada pada kawasan taman nasional. Setelah penetapan TNGM, ternyata masih ada interaksi yang dilakukan masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk interaksi masyarakat terhadap kawasan hutan di TNGM dan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat interaksi masyarakat terhadap kawasan hutan untuk TNGM dan masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Dusun Kinarejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta. Metode dasar dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner kepada warga masyarakat Dusun Kinahrejo. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang berdasarkan pada aspek perhitungan, persentase, interview, dan cerita. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bentuk-bentuk interaksi masyarakat terhadap kawasan hutan di TNGM adalah pemenuhan kebutuhan air, pemenuhan kebutuhan udara, mengambil kayu bakar, mengambil rumput untuk pakan ternak, dan pemanfaatan objek wisata. Dampak positif dari interaksi yang ditimbulkan adalah tercukupinya kebutuhan air dan udara, menambah penghasilan masyarakat, tercukupinya kebutuhan pakan ternak, dan tercukupinya kebutuhan kayu bakar. Dampak negatifnya adalah lahan hutan semakin lama semakin rusak ekosistemnya dan tumbuhan bawah pada lahan perumputan tidak bisa tumbuh optimal.
Mount Merapi National Park ( TNGM ) be appointed by the Decree of theMinister of Forestry No. 134 / Menhut - II / 2004 dated May 4, 2004. With suchdetermination, the forest communities in the region TNGM can not fully utilizethe forest because of the rules that exist in the national park area. Afterdetermination TNGM, it turns out there interactions made public to utilize forestproducts. This study aims to determine the forms of interaction communities offorest areas in TNGM and determine the impact caused by the interaction ofcommunities of forest areas for TNGM and society.This research was conducted in the hamlet Kinarejo, Umbulharjo village,Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. The basic method in this research is surveymethod. The survey was conducted through interviews using a questionnaire tosome villagers Kinahrejo. Data collected by interview, observation and documentstudy. Analysis of data from research carried out by descriptive method withqualitative and quantitative approaches are based on the aspects calculations,percentages, interviews, and stories. The result showed that the forms of interaction communities of forest areasin TNGM is meeting water needs, fulfilling the needs of the air, took thefirewood, pick grass for animal feed, and the use of attractions. The positiveimpact of interaction generated is insufficient need for water and air, contributingto the income of the people in the tourism sector by 49 %, insufficient livestockfeed requirements belt as much as 10.73/bundle/year or 268.425 - 322.110kg/year, and insufficient fuel wood needs as much as 350 bundle year or 42stapelmeter/year. The negative impact of forest land increasingly damagedecosystems and undergrowth on grazing land can not grow optimally.
Kata Kunci : interaksi, masyarakat, TNGM, interaction, community, TNGM