"To Mobil Odup, Mai Mobil Oko!": Redistribusi Akses Transportasi di Kalangan Petani Perkebunan Plasma Kelapa Sawit Kalimantan Barat
RUDY GUNAWAN ERWINSYAH, Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A.
2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAKalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang selama beberapa dekade terakhir mengalami peningkatan ekonomi yang luar biasa. Peningkatan ekonomi ini disebabkan oleh terjadinya transformasi agraria besar-besaran yang dimulai dengan pembukaan perkebunan kelapa sawit pada tahun 1980-an. Masuknya perusahaan membuka perkebunan kelapa sawit juga otomatis membuka akses jalan darat. Makin terbukanya akses masyarakat ke dunia luar ini membuat tiap orang berkeinginan mengakses keterbukaan secara langsung melalui kepemilikan pribadi. Studi ini mengkaji bagaimana masyarakat yang sedang mengalami transformasi agraria di Desa Sei Kembayau, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, melihat dan memanfaatkan peluang-peluang baru yang hadir di tengah-tengah mereka. Pada awal tahun 2013, Desa Sei Kembayau mendapat bantuan hibah sebuah truk angkutan pedesaan dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (Kementerian PDT). Masuknya alat transportasi baru, yakni “mobil desaâ€, menimbulkan perubahan di Sei Kembayau. Sebelumnya transportasi barang dalam jumlah besar di Sei Kembayau didominasi oleh sampan besar dan truk milik pribadi, akan tetapi tidak semua petani memiliki alat transportasi besar ini sehingga bergantung pada para tokey pemilik sampan ataupun truk. Dalam perubahan ini tentu ada pihak-pihak yang dapat melihat dan mengambil peluang, ada pihak-pihak yang diuntungkan ada pula yang dirugikan. Seiring dengan pandangan Samuel L. Popkin, petani adalah pribadi rasional yang selalu berinovasi dan mencari peluang petani akan mencari cara bagaimana hadirnya mobil desa ini dapat menguntungkan dirinya, tidak sekadar menjadi pelengkap inventaris desa belaka. Hasil studi ini memaparkan bahwa hadirnya mobil desa di Sei Kembayau menjadi salah satu upaya redistribusi aset dan akses transportasi. Aset transportasi yang sebelumnya hanya dimiliki para tokey kaya saja, kini hadir mobil desa yang dimiliki bersama segenap warga masyarakat. Mobil desa ini dikelola bersama-sama dan hasil yang diperoleh pun untuk kepentingan kas desa. Di sini peran mobil desa sesuai fungsi sosial redistribusi yakni sebagai penengah kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial. Selain itu ada pula individu-individu yang berhasil mencari, melihat, dan memanfaatkan peluang-peluang yang hadir seiring masuknya mobil desa.
West Kalimantan is one of the provinces in Indonesia in recent decades experienced a remarkable economic improvement. This economic improvement is caused by the massive agrarian transformation that began with the opening of oil palm plantations in the 1980s. The opening of oil palm plantations is also automatically opens the road access. The more open public access to the outside world makes each person wishing to access the openness directly through private ownership. This study examines how people of Sei Kembayau, Meliau district, Sanggau regency, West Kalimantan, see and take the advantages of new opportunities that are present in agrarian transformation. At the beginning of 2013, Sei Kembayau received a truck from the State Ministry for Development of Disadvantaged Regions. This new truck, called “mobil desa†(village car) by the villagers, brings changes on Sei Kembayau. Previously, the main transportation on Sei Kembayau dominated by big boat and truck, but not all farmers has them. The farmers are so dependent on tokey, the owners of the boat or truck. In this transformation of course there are those who can see and take opportunities, there are parties that benefited some are lost. Samuel L. Popkin concluded that farmers are rational and always innovating and looking for opportunities. Farmers will figure out how the presence of this new truck can benefit him, not just to be a mere complement village inventory. Results of this study explained that the presence of the village truck on Sei Kembayau is a form of redistribution of transportation assets and access. Transportation assets that were previously only owned the rich tokey, now comes a truck as a public property. This village truck managed together by villagers and the result obtained was for the benefit of the village treasury. The role of the village truck fit the redistribution of social function as a mediator of social inequality and social jealousy. There are also individuals who are search, see, and take the advantages of the opportunities from this village truck.
Kata Kunci : petani plasma, kelapa sawit, transportasi, redistribusi, aset