Mbah Maridjan, Tokoh Masyarakat Lereng Merapi
SANDY RADHISTYO R, Drs. H. Suharyanto, M.Si
2015 | Skripsi | S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)Mbah Maridjan merupakan figur pemimpin informal di Lereng Merapi karena tugasnya sebagai juru kunci Gunung Merapi yang diemban sejak tahun 1982 atas titah dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dalam menjalankan tugasnya, Mbah Maridjan telah mendedikasikan seluruh hidupnya dengan kesetiaan dan totalitas yang absolut. Masyarakat sekitar pun memposisikan Mbah Maridjan sebagai orang penting lantaran tugasnya yang mulia itu. Demikianlah Mbah Maridjan kemudian diangkat sebagai pemimpin informal oleh masyarakat setempat. Pada saat aktivitas vulkanik Merapi meningkat, dampaknya berbanding lurus dengan popularitas Mbah Maridjan karena masyarakat lebih memilih untuk mengikuti beliau daripada instruksi dari pemerintah melalui instansi terkait. Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Mbah Maridjan tersebut lah yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kab. Sleman. Tujuan penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu: (1) Untuk mendeskripsikan figur Mbah Maridjan dalam kehidupan masyarakat Lereng Merapi. (2) Mendeskripsikan praktik kepemimpinan Mbah Maridjan sebagai pemimpin informal dan tokoh pemimpin publik dalam kehidupan masyarakat Lereng Merapi, dan (3) Mendeskripsikan bentuk-bentuk kepercayaan masyarakat Lereng Merapi terhadap kepemimpinan Mbah Maridjan. Tujuan tersebut dicapai dengan metode deskriptif kualitatif. Metode ini sangat tepat diterapkan dalam mendeskripsikan secara faktual, serta menguraikan fenomena kepemimpinan Mbah Maridjan. Adapun sumber data dalam penelitian ini mencakup; sumber primer diperoleh dari observasi lapangan dan wawancara dengan narasumber; dan sumber skunder diperoleh dari berbagai literatur, dokumentasi media, jurnal dan kajian yang memiliki relevansi. Transformasional leadership menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu merubah pengikut menjadi lebih baik lagi. Servant leadership menjelaskan bahwa pemimpin harus bisa bertindak sebagai pelayan bagi pengikutnya. Authentic leadership menjelaskan bahwa pemimpin harus mampu mencari jalan keluar terbaik dari setiap permasalahan yang ada. Maka dari itu, seorang pemimpin yang memiliki kharisma untuk merubah perilaku individu dan mampu memberikan contoh kepada pengikutnya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik akan menarik pengikutnya untuk mengikuti jejak sang pemimpin. Setelah pengikut mengikuti jejak pemimpin, pengikut akan memperoleh hasil yang positif untuk dirinya. Dengan begitu, pengikut telah berubah ke arah yang lebih baik seperti dijelaskan dalam transformasional leadership. Tentunya hal ini juga berpengaruh pada meningkatnya tingkat kepercayaan kepada sang pemimpin. Singkatnya, apabila pemimpin mencerminkan karakteristik dari tipe-tipe kepemimpinan diatas, kepercayaan masyarakat kepadanya juga akan semakin meningkat. Hal tersebut yang menyebabkan tingginya kepercayaan masyarakat lereng merapi terhadap Mbah Maridjan. Hasil temuan penelitian ini adalah: (1) Mbah Maridjan selaku pemimpin informal telah mencerminkan karakteristik dari tiga tipe kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang melayani, kepemimpinan transformasional, dan kepemimpinan autentik dengan sangat baik. (2) Masyarakat lereng merapi begitu menghormati dan menjunjung tinggi pribadi Mbah Maridjan dengan segala kesederhanaannya. (3) Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Mbah Maridjan juga disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap mitologi Jawa, kecerdasan interpersonal Mbah Maridjan, dan ideologi Maridjanisme yang muncul dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lereng Gunung Merapi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapatlah ditarik beberapa rekomendasi spesifik yang dapat digunakan oleh para pemimpin publik baik formal maupun informal, yaitu: (1) Pemimpin publik harus mampu memahami keadaan sosiokultural dalam suatu wilayah sehingga dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. (2) Pemimpin publik harus memiliki pandangan yang obyektif dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. (3) Pemimpin publik harus bisa menjadi panutan yang dapat dijadikan contoh baik oleh masyarakat agar tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemimpin semakin meningkat. Kata Kunci : Mbah Maridjan, Kepemimpinan, Merapi, Pemimpin Informal, Kepercayaan Masyarakat.
Mbah Maridjan was an informal leader figure on the slopes of Merapi due to his duty as caretaker of Mount Merapi since 1982 on the orders of the Sri Sultan Hamengkubuwono IX. In performing his duties, Mbah Maridjan has dedicated his whole life with loyalty and absolute totality. Society makes Mbah Maridjan as important person because of his noble duty. Thus Mbah Maridjan was appointed as the informal leader of the local communities. This is a forerunner of what makes Mbah Maridjan become public figures. When the volcanic activity of Merapi increased, the impact is directly proportional to the popularity of Mbah Maridjan because people prefer to follow him rather than instructions from the government through the relevant agencies. So, the high public trust in leadership of Mbah Maridjan is the focus of this research. This research was conducted in Kinahrejo, Umbulharjo village, Cangkringan, Sleman. The purpose of this study includes three things: (1) To describe the figures of Mbah Maridjan on slopes of Merapi. (2) To describe the phenomenon of Mbah Maridjans leadership as an informal leader and public leaders on slopes of Merapi, and (3) to describe the forms of public trust towards leadership of Mbah Maridjan on the slopes of Merapi. The object is achieved by phenomenological qualitative method. This method is most appropriate in describing factually, and describe the Mbah Maridjans leadership phenomena. The source of the data in this research include; The primary source was obtained from interviews with informants; and secondary sources obtained from the literature, media documentation, journals and studies that have relevance. In reviewing the various findings about leadership Mbah Maridjan, the theory used as a foundation include: (1) Transformational Leadership, (2) Servant Leadership, and (3) Authentic Leadership. These three are themost relevant theory because it has many theoretical suitability of various facts found. Several other theories are also used as support and to enrich the analysis. The findings of this research are: (1) Mbah Maridjan as the informal leader has reflected the characteristics of three types of leadership, that is servant leadership, transformational leadership, and authentic leadership. (2) People of Merapi slope so respecting Mbah Maridjan with all his simplicity. (3) The high public trust in leadership of Mbah Maridjan also caused by public trust in Javanese mythology, interpersonal intelligence of Mbah Maridjan, and Maridjanisme ideology which appeared in the daily life of society the slopes of Mount Merapi. Based on these results, then obtained some specific recommendations that can be used by both formal and informal public leader; (1) Public leader must be able to understand the socio-cultural situation in a region so as to get closer to the community. (2) Public leader must have an objective view in dealing with any problems that exist. (3) Public Leaders must being a role models that can be used as a good example by society to increase the public trust of his leadership. Keyword: Mbah Maridjan, Leadership, Merapi, Informal Leader, Public Trust
Kata Kunci : Mbah Maridjan, Leadership, Merapi, Informal Leader, Public Trust