HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA SLTP DI KECAMATAN CANGKRINGAN PASCA ERUPSI MERAPI

PRISCA TARA P, Dr. Dra. Sumarni DW., M. Kes; Elsi Dwi Hapsari, S. Kp., M. S., D. S

2015 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Pasca erupsi Merapi menyebabkan masalah sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi pola asuh orangtua. Pola asuh orangtua berkaitan dengan permasalahan remaja yang semakin mengkhawatirkan yaitu perilaku seksual remaja. Tujuan: Mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku seksual pada remaja SLTP di Kecamatan Cangkringan pasca erupsi Merapi Metode: Penelitian kuantitatif dengan metode non eksperimental dan rancangan cross-sectional. Studi dilakukan pada Februari 2015 dengan responden sebanyak 93 siswa. Instrumen yang digunakan adalah Parental Authority Questionnaire (PAQ) dari Buri (1991) dan kuesioner perilaku seksual remaja dari Elizar (2010). Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil: Mayoritas pola asuh ayah adalah permisif (46,2%), sedangkan pola asuh ibu adalah otoriter (46,3%). Ada perbedaan yang bermakna antara pola asuh ayah permisif dan otoriter (p=0,000) serta pola asuh ibu permisif (p=0,000) dan otoriter (p=0,028) dengan perilaku seksual remaja dimana nilai rata-rata perilaku seksual berat lebih tinggi daripada perilaku seksual ringan. Tidak ada perbedaan antara pola asuh demokratis pada perilaku seksual ringan dan pola asuh demokratis pada perilaku seksual berat. Kesimpulan: Pola asuh orangtua permisif dan otoriter berhubungan dengan perilaku seksual remaja dimana nilai rata-rata perilaku seksual berat lebih tinggi daripada perilaku seksual ringan.

Background: Merapi eruption affected social economic problems that may influence parental nurturing pattern. Parental nurturing pattern may affected adolescent problems that more worrying that is adolescent sexual behavior. Objective: To analyze the relationship between parental nurturing pattern with sexual behavior of adolescent in junior high school at Cangkringan Sub-District post Merapi eruption. Method: Non experimental method with cross-sectional design and quantitative approach. It was undertaken in February 2015 involving 93 7th grade students of junior high school. The research instruments were Parental Authority Questionnaire (PAQ) from Bury (1991) and adolescent sexual behavior questionnaire from Elizar (2010). Data analysis used Kruskal Wallis. Result: Majority of parental nurturing pattern is permissive (46,2%) for father and otoriter (46,2%) for mother. There was significant differential (p<0,05) between permissive and authority with adolescent sexual behavior where the mean score of heavy sexual behavior is more higher. And also there is no differential between democratic on light adolescent sexual behavior and democratic on heavy adolescent sexual behavior. Conclusion: Permissive and otoriter parental nurturing pattern have relationship with adolescent sexual behavior where the mean score of heavy sexual behavior is more higher.

Kata Kunci : Erupsi Merapi, Pola Asuh Orangtua, Perilaku Seksual, Remaja