GANGGUAN KESEHATAN KAYU PUTIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DAUN DI KPH YOGYAKARTA
INTAN PURNAMA SARI, Prof. Dr. S.M. Widyastuti, M.Sc.; Dr Priyono Suryanto, S.Hut., M.P.
2015 | Skripsi | S1 KEHUTANANKayu putih (Melaleuca leucadendron) merupakan tanaman andalan penghasil minyak atsiri yang sangat strategis bagi pengembangan usaha hasil hutan non kayu yang bernilai tinggi. Hutan tanaman kayu putih ditanam secara monokultur sehingga peluang terjadinya gangguan kesehatan sangat besar, terlebih lagi dengan adanya pola tanam tumpangsari di hutan kayu putih. Saat ini informasi mengenai kayu putih terkait gangguan kesehatan masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan kesehatan kayu putih dan pengaruhnya terhadap produksi daun sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam pengelolaan. Penelitian dilaksanakan di Petak 83, RPH Menggoran, BDH Playen, KPH Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM). Analisis jenis dan tingkat kerusakan dengan Metode Ward dan penaksiran produksi daun dengan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kerusakan kayu putih meliputi kematian pada pucuk ranting, pucuk ranting menggulung, bercak daun, embun jelaga dan daun menguning yang dapat disebabkan karena serangan hama, patogen, maupun karena defisiensi unsur hara. Tipe kerusakan paling mendominasi adalah bercak daun (36,33 %), sedangkan tipe kerusakan paling jarang ditemukan adalah embun jelaga (1,00 %). Semakin tinggi tingkat kerusakan tanaman maka produksi yang dihasilkan semakin menurun. Produksi daun pada tingkat kerusakan rendah sebesar 2,78 kg/pohon, produksi daun pada tingkat kerusakan sedang sebesar 2,39 kg/pohon, dan produksi daun pada tingkat kerusakan tinggi sebesar 1,11 kg/pohon.
Kayu putih (Melaleuca leucadendron) is a mainstay plant cajuput oil is highly strategic for the development of non timber forest products are of high value. Forest plants grown of kayu putih in monoculture so the chances of health problems is enormous, especially with the presence of the intercropping pattern in kayu putih. Unfortunately, information on the health problems of kayu putih is limited. This study was aimed to determine the health problems of kayu putih and the effects on leaf production that can be considered in the management. Research took place in Petak 83, RPH Menggoran, BDH Playen, KPH Yogyakarta. This study used Forest Health Monitoring (FHM) method. Analysis of the type and extent of damage used Ward method and assessment production leaf with correlation and regression. The results showed that the type of damage of kayu putih include death on twig, twig curl, leaf spot, mildew and leaf yellowing soot that can be caused due to pests, pathogens, as well as nutrient deficiency. The most dominate type of damage is leaf spot (36.33 %), and the most rare type of damage is dew soot (1.00 %). The higher level of damage, leaf production of kayu putih to decease. Leaf production at a low damage level of 2.78 kg/tree, leaf production at a moderate damage was at 2.39 kg/tree, and leaf production at a high damage level of 1.11 kg/tree.
Kata Kunci : Kayu putih, gangguan kesehatan, produksi