ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA UDANG VANAME DI DESA KEBURUHAN KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO
DWI FEBRILIA, Ir. Supardjo S.D., S.U.; Suadi, S.Pi., M.Agr.Sc., Ph.D.
2015 | Skripsi | S1 MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIKANANPenelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi biaya, pendapatan, keuntungan dan kelayakan usaha tambak udang vaname secara finansial di Desa Keburuhan, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik, dengan melakukan survei terhadap 45 petambak. Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun 2015. Luas rata-rata tambak di lokasi penelitian adalah 1476 m2. Rata-rata produksi udang sebesar 39,93 ton per hektare per tahun, dengan siklus produksi tiga kali per tahun. Total penerimaan usaha dengan skala 1476 m2 mencapai Rp338.232.317 per tahun. Total biaya produksi diperkirakan sebesar Rp215.011.714 per tahun, dan menghasilkan keuntungan bersih setelah pajak sebesar Rp95.737.512 per tahun. Berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh hasil Net Present Value bernilai positif Rp333.285.023. R/C ratio diketahui sebesar 1,57 lebih dari 1. Iternal Rate of Return sebesar 70%. BEP penerimaan Rp109.100.307, BEP produksi 1902 kg/tahun. Pay back period selama 16 bulan. Dengan demikian, hasil analisis finansial usaha tambak udang vaname layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha masih layak dijalankan jika terjadi kenaikan harga pakan udang sebesar 24% pada sekenario satu dan penurunan harga jual udang sebesar 27% pada sekenario dua. Usaha lebih sensitif terhadap penurunan harga jual udang dibandingkan dengan kenaikan harga pakan. Dari pertimbangan kriteria investasi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan usaha budidaya udang vaname layak untuk dijalankan selama proyek berjalan sesuai dengan asumsi dan parameter teknis yang ditentukan. Permasalahan dalam budidaya udang vaname mencakup aspek biologi, ekonomi, teknis dan alam. Aspek alam merupakan hambatan terbesar bagi usaha budidaya udang vaname.
The study aims to determine cost structure, revenue, profit and business feasibility of vannamei shrimp farming, in Keburuhan village, Ngombol district, Purworejo. The study use descriptive analysis method by performed a survey to 45 farmers. The study was done on Mei 2015. Average size of farms in the region was 1476 m2. Average shrimp production was 39,93 ton per hektare per years, with three cycle per period. The amount of revenue was Rp338,232,317 per period. Total cost production was estimated reach Rp215,011,714 per period and produced net profit after tax Rp95,737,512 per period. According to the financial analysis result, was obtained positive amount of Net Present Value Rp333.285.023. R/C ratio was 1,57 bigger than 1. Internal Rate of Return was 70%, BEP of revenue was Rp109.100.307, BEP of production was 1902 kg/year. Pay back period for 16 moths. So based on financial analysis vannamei shrimp farming was feasible to run. Sensitivity analysis indicated that the business still feasible to be operated if feed price increase up to 24% at first scenario and the shrimp price decrease up to 27% at second scenario. The business more sensitive to the shrimp price decrease compared to the feed price increase. From the investment considerations criteria above showed that vannamei shirmp farming activities was feasible to run as long as it suitable with assumption and technical parameter that have been fixed. The problem of vannamei shrimp farming included biological, economical, technical, and natural or ecological. Natural or ecological aspect was the biggest problem for vannamei shrimp farming.
Kata Kunci : financial analysis, farm, Keburuhan, problem, Purworejo, vannamei shrimp