Pembuatan peta tipe pasang surut wilayah perairan Indonesia bagian Barat menggunakan model pasut global TPXO7.1
MUHAMAD ARIDHA, Abdul Basith, S.T.,M.Si., Ph.D.
2015 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESIInformasi pasut laut dibutuhkan bagi Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah perairan yang cukup luas. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi-potensi kelautan yang unggul, seperti potensi pengelolaan wilayah pesisir. Selain itu dalam aktivitas pelayaran dan transportasi laut juga membutuhkan informasi pasut laut, terutama mengenai tipe pasut. Untuk dapat memperoleh informasi pasut umumnya dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung pada lapangan dengan menggunakan alat-alat pengukuran seperti palem pasut, tide gauge, selain pengukuran langsung, dapat juga dilakukan dengan melakukan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan model TPXO7.1. Lebih lanjut lagi, Indonesia sudah memiliki peta tipe pasut sebelumnya, namun pada peta tersebut menggunakan model numerik yang tidak banyak menggunakan data ukuran lapangan. Oleh Karena itu perlu dibuat peta tipe pasut baru yang bersumber dari data pasut yang jelas, yaitu salah satunya menggunakan Model TPXO 7.1 untuk memperbaharui peta tipe pasut lama. Model TPXO 7.1 dapat dijalankan menggunakan Tide Model Driver (TMD), dimana dengan menggunakan perangkat lunak ini dapat melakukan ekstrak titik-titik posisi latitude, longitude guna mencari nilai amplitudo konstituen pasut (O1, K1, S2, M2) berdasarkan posisi hasil digitasi menggunakan Google Earth, yang dilanjutkan dengan menghitung nilai Forhmzal (tipe pasut) hasil ekstrak konstituen pasut dan diselesaikan dengan memplotting titik-titik Forhmzal menggunakan ArcGIS . Hasil akhir dari pekerjaan proyek yang dilakukan adalah menunjukkan hasil tipe pasut wilayah perairan Indonesia bagian barat yang cukup beragam yang terbagi menjadi 7 zonasi perairan sebagai berikut: Sebagai contoh pada Zona 1 (perairan Selat Malaka) pada peta tipe pasut lama menunjukkan tipe pasut harian ganda (semidiurnal) dan pada peta tipe pasut baru juga menunjukkan harian ganda (semidiurnal). Pada Zona 2 (perairan Selat Karimata) pada peta tipe pasut lama menunjukkan harian tunggal (diurnal), sedangkan pada peta baru selain menunjukkan harian tunggal, tetapi juga menunjukkan tipe pasut campuran condong harian tunggal dan campuran condong harian ganda. Pada zona 3 (perairan antara Surabaya-Madura-NTB- NTT ) peta tipe pasut lama menunjukkan tipe pasut campuran condong harian ganda dan pada peta tipe pasut baru juga menunjukkan tipe pasut campuran condong harian ganda. Pada zona 4 (perairan Laut Jawa) peta lama menunjukkan tipe pasut harian tunggal dan campuran harian tunggal sedangkan peta tipe pasut baru tidak hanya menunjukkan harian tunggal dan campuran condong harian tunggal, tetapi juga menunjukkan campuran condong harian ganda. Pada zona 5 (perairan Selat Makassar) peta tipe pasut lama menunjukkan tipe pasut campuran condong harian ganda dan peta tipe pasut baru juga menunjukkan tipe pasut campuran codong harian ganda. Pada zona 6 (Perairan Laut China Selatan) peta tipe pasut lama menunjukkan campuran condong harian tunggal, sedangkan pada peta tipe pasut baru menunjukkan beragamnya tipe pasut zona ini, selain menunjukkan tipe pasut campuran condong harian tunggal, zona ini juga memunculkan tipe pasut campuran condong harian ganda, dan harian tunggal. Pada zona 7 (perairan Samudera Hindia) peta tipe pasut lama menunjukkan tipe pasut campuran condong harian ganda, begitu juga dengan peta tipe pasut baru yang menunjukkan tipe yang sama, yaitu tipe pasut campuran condong harian ganda
Tidal information is needed by Indonesia as one of archipelago country in the world which has wide marine territory. This made Indonesia has great potential marine resource, such as coast governance. Shipping and transportation also need tide information, especially about tidal type. In need to gather tidal information, direct measure on the filed can be done with using of tidal measure instrument by using such as tide gauge, with this measurement equipment operating could be quite expensive, therefore other than direct measurement there is also indirect measurement can be done by using tidal global model, TPXO 7.1. Indonesia already has existing tidal map, this map used numeric model which is less field data being used. Therefore new map of tidal type map need to be made from new dataset, which one is using model TPXO7.1 to update the existing map. Global tidal model PXO 7.can be used with Tide Model Driver (matlab platform), in which this software can extract amplitude tidal constituent (O1, K1, S2, M2) based on digitalized latitude, longitude position from Google earth. Then this extracted data can be used to calculate forhmzal values to determine tidal types, and plot this data into ArcGIS. Final result of this project shows diverse tidal type in west part of Indonesian theritory, which devided into following 7 marine zonation: in example, in Zone 1 (Malaka strait) on existing map it shows semidiurnal tidal type and on the new map tidal type it also shows semidiurnal tidal type. In Zone 2 (Karimata Strait) on existing map it shows diurnal tidal type, while on new map in addition of diurnal tidal type it also shows diurnal and mixed diurnal, and mixed semidiurnal. In Zone 3 (Surabaya-Madura-Bali-NTB-NTT marine theritory) on existing map tidal type shows semidiurnal tidal type and shows similar tidal type on the new map. Zone 4 (Java sea) on the existing map shows diurnal and mixed diurnal, on the new map not only showing diurnal and mixed diurnal, but also shows mixed semidiurnal. Zone 5 (Makassar strait) on the existing map shows mixed semidiurnal,and on the new map shows smiliar tidal type. Zone 6 (South China sea) on existing map shows mixed dirurnal tidal type, while on new map shows how diverse tidal types in this zone, in addition of mixed diurnal, on new map also shows semidiurnal and diurnal tidal type. In zone 7 (Hindia Ocean) on existing map shows mixed semidiurnal tidal type and show similar tidal type on the new map.
Kata Kunci : Tipe pasut, TMD, TPXO7.1