Pembuatan Atlas Arkeologi Penemuan Manusia Purba di Sepanjang Aliran Sungai Bengawan Solo
DWI WAHYUNINGRUM, Heri Sutanta, S.T., M. Sc., Ph.D
2015 | Skripsi | S1 TEKNIK GEODESISejarah asal usul manusia masih menjadi persoalan di bidang arkeologi. Dunia sempat menertawakan teori evolusi yang dikeluarkan oleh Charles Darwin. Namun lambat laut bukti-bukti muncul memperkuat teori tersebut. Penemuan berupa fosil manusia, artefak, dan lapisan tanah menjadi hal yang penting sebagai bukti tersebut. Sebagian besar dari fosil-fosil yang ditemukan berasal dari Indonesia. Lokasi yang merekam jejak perkembangan evolusi manusia lengkap dengan lingkungannya ternyata merupakan sebuah kubah raksasa yang terletak di tepi sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo. Sambungmacan, Ngandong, Patiayam, Kedungbrubus, Perning, Trinil dan Sangiran menjadi situs yang berperan penting dalam perkembangan dunia arkeologi. Tujuan dari proyek ini adalah pembuatan Atlas Arkeologi Penemuan Manusia Purba di Sepanjang Aliran Sungai Bengawan Solo. Pembuatannya dilakukan dengan mengubah berbagai bentuk referensi tektual menjadi peta-peta. Keefektifan dalam penyusunan masing-masing peta menjadi fokus utama. Atlas disusun dari data spasial Sungai Bengawan Solo dan situs penemuan manusia purba serta narasi-narasi sejarah yang dianggap perlu. Hasil akhir proyek ini berupa buku Atlas Penemuan Fosil Manusia Purba di Sepanjang Aliran Sungai Bengawan Solo. Jumlah lokasi yang dipetakan adalah 8 situs. Atlas ini merupakan atlas berbasis kertas (statis) yang dilengkapi dengan rangkuman narasi umum dari perjalanan manusia pura di dunia hingga Indonesia.
The history of human origin still become a crucial problem in archaeological field of study. For ages, the world see the Charles Darwin's theory of evolution as a joke. Gradually, evidences appeared strenghtened that theory. Some findings such as human fossil, artefacts, and land formations are important as those evidences. Most of the finding came from Indonesia. The location, full with human evolution traces, eventually is a giant dome which is located on the bank of the longest river in Java, Bengawan Solo. Sambungmacan, Ngandong, Patiayam, Kedungbrubus, Perning, Trinil and Sangiran become sites that have an important role in the development of archaeology. The objective of this project was to create an Archaeological Atlas of Early Man Discoveries Along Bengawan Solo River Bank. The atlas was crested by translating some textual references into maps. Effectiveness in designing each map become the prime focus. The atlas was composed from spatial data of Bengawan Solo River and the site of ancient human and also some historical narrative which is necessary. The final result was a book of Atlas of Early Man Discoveries Along Bengawan Solo River Bank. The locations being mapped were 8 sites. The atlas was a paper based atlas (static) with a common historical narrative summary of the early human way along the world to Indonesia.
Kata Kunci : atlas, arkeologi, Bengawan Solo, kartografi sejarah