Kajian Kepatuhan dan Faktor-faktor Pendukung Kepatuhan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kabupaten Bantul Yogyakarta
REZYASIH K, Nanang Munif Yasin, M.Pharm, Apt ; Fivy Kurniawati, M.Sc, Apt
2015 | Skripsi | S1 FARMASITuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang lama sehingga diperlukan kepatuhan pasien selama menjalankan pengobatan agar dapat mencapai kesuksesan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengobatan, tingkat kepatuhan dan faktor-faktor pendukung kepatuhan pengobatan pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada Desember 2014-Maret 2015 di 8 puskesmas yang memiliki angka prevalensi tinggi. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuisioner dan wawancara kepada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Kepatuhan pasien diukur menggunakan kuisioner Modified Morisky Scale (MMS). Faktor-faktor pendukung kepatuhan diperoleh dari kuisioner dan hasil wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deksriptif. Pada penelitian ini total pasien tuberkulosis paru sebanyak 36 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan pasien mendapatkan jenis OAT berupa Fixed Dose Combination (FDC) dengan kategori 1 (2HRZE/4H3R3) sebanyak 33 pasien (91,67%) dan kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) sebanyak 3 pasien (8,33%). Tingkat kepatuhan pengobatan yaitu 34 pasien dinyatakan patuh (94,44%) dan 2 pasien (5,56%) dinyatakan memiliki kepatuhan tidak tetap atau berubah-ubah. Faktor pendukung kepatuhan sebagai keberhasilan pengobatan yaitu OAT bentuk FDC dengan frekuensi sekali sehari, pasien merasakan manfaat terapi, dan adanya pelayanan yang baik dari petugas kesehatan yang bertanggungjawab khusus terhadap pasien TB (programmer TB). Secara keseluruhan kepatuhan pasien tinggi karena didukung faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan.
Tuberculosis is an infectious disease that requires treatment in the long term so that patient need adherence during treatment to achieve a successful therapy. The aims of this study were to determine the pattern of treatment, the level of adherence and factors supporting treatment adherence in pulmonary tuberculosis patients at Bantul District Health Center, Yogyakarta. This study was a cross sectional study. Data were collected in December 2014-March 2015 in 8 health centers which have a high prevalence rate. Data were taken by using questionnaires and interviews to patients who were filled the inclusion criteria. Patient adherence was measured by questionnaire Modified Morisky Scale (MMS). Factors supporting treatment adherence is achieved by questionnaires and interviews. Then the data were analyzed descriptively. In this study, total pulmonary tuberculosis patients are 36 patients. The result of the study showed that all patients get Anti-Tuberculosis drug in the form of Fixed Dose Combination (FDC) with a category 1 (2HRZE / 4H3R3) of 33 patients (91,67%) and category 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3) of 3 patients (8,33 %). Treatment adherence levels to 34 patients were adherence (94,44%) and 2 patients (5,56%) were not fixed or changeable adherence. Factors supporting treatment adherence as a form of successful therapy that Anti-Tuberculosis in FDC with a frequency of once a day, patients were feeling the benefits of the therapy, and the good service of health workers who are responsible specifically for TB patients (programmer TB). Over all, patient with high adherence as supported factors that improve adherence.
Kata Kunci : tuberkulosis, OAT, kepatuhan, puskesmas