STUDI FENOMENOLOGI: PERAN AYAH TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS GODEAN II KABUPATEN SLEMAN

HERISKI DWIUTAMI, Yayuk Hartriyanti, SKM, M.Kes ; Muhammad Dawam Jamil, SKM, M.Kes

2015 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar Belakang : Bayi merupakan kelompok yang rawan akan penurunan status gizi. Status gizi bayi dipengaruhi oleh pemberian ASI eksklusif yang diberikan selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman lain dan pemberian makanan pendamping ASI. Keberhasilan ASI eksklusif perlu dukungan dari berbagai pihak, baik dari keluarga (ayah, orang tua atau mertua), petugas kesehatan, kader dan lainnya. Dukungan dari ayah dari si bayi kepada ibu mempunyai peran yang penting dalam pemberian ASI eksklusif karena ayah dari si bayi merupakan orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan ibu untuk memberikan ASI eksklusif atau tidak. Tujuan : Mengetahui informasi tentang bagaimana peran ayah terhadap pemberian ASI dan pengaruhnya terhadap status gizi bayi. Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Cara penentuan sampel penelitian dengan purposive sampling dengan besar sampel minimal 6 informan, berhenti setelah terjadi kejenuhan data. Penggalian data dilakukan dengan wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok Terarah sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis data berlangsung atau mengalir. Hasil Penelitian : Ayah dapat menjelaskan bahwa ASI eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi dari lahir hingga berusia 6 bulan tanpa diberi tambahan makanan atau minuman. Sebagian besar ayah yang mempunyai bayi dengan riwayat tidak ASI eksklusif, tidak tahu tentang ASI eksklusif. Sedangkan sebagian besar ayah yang mempunyai bayi dengan riwayat ASI eksklusif memberikan dukungan emosional berupa kesepakatan dengan istri untuk memberikan ASI eksklusif. Pada kelompok tidak ASI eksklusif, sebagian besar ayahnya tidak memberikan dukungan emosional karena mereka tidak keberatan jika istri memberikan makanan atau minuman lain selain ASI. Dua orang ayah pada kelompok ASI eksklusif. Ayah tersebut memberikan dukungan penilaian positif terkait pemberian ASI berupa saran untuk memompa ASI dan makan yang banyak agar produksi lancar. Ayah pada kelompok ASI eksklusif dan tidak ASI eksklusif juga memberikan dukungan instrumental. Dukungan instrumental tersebut berupa mencuci, memasak air, menggendong anak, mengasuh, menggantikan baju atau popok, mengantar anak atau istri untuk cek kesehatan. Dua orang ayah pada kelompok ASI eksklusif memberikan dukungan informasi berupa memberikan beberapa buku tentang ASI eksklusif baik dilihat dari sisi medis maupun agama, browsing tentang penyimpanan ASI yang benar dan menyarakan kepada istri untuk bertanya pada dokter tentang informasi tentang menyusui. Semua dari ayah yang tidak ASI eksklusif tidak memberikan dukungan informasional, kurangnya pengetahuan bisa menjadi alasan untuk tidak memberikan dukungan informasi kepada istri. Kelompok ayah tidak ASI eksklusif semuanya tidak memberikan dukungan penilaian positif berupa tanggapan terhadap keluhan yang dirasakan istri karena istri tidak mengeluh terkait pemberian ASI. Kesimpulan : Sebagian besar ayah yang mempunyai bayi dengan riwayat ASI eksklusif dapat menjelaskan tentang ASI eksklusif secara benar, sedangkan ayah pada kelompok tidak ASI eksklusif tidak dapat memjelaskan tentang ASI eksklusif.Sebagian besar ayah yang mempunyai bayi dengan riwayat ASI eksklusif memberikan dukungan emosional, penilaian positif, instrumental, dan informasional pada istrinya, sedangkan kelompok tidak ASI eksklusif hanya memberikan dukungan instrumental berupa mencuci, memasak air, menggendong anak, mengasuh. Bayi yang diberikan ASI eksklusif maupun tidak ASI eksklusif mempunyai status gizi bayi, tetapi rata-rata nilai SD BB/U bayi yang diberikan asi ekskusif lebih baik dari pada rata-rata nilai SD BB/U bayi yang tidak ASI eksklusif

Background: Infants are vulnerable groups will decline in nutritional status. Nutritional status of infants affected by exclusive breastfeeding for 6 months is given without any additional food or drink other and complementary feeding. The success of exclusive breastfeeding need support from various parties, both from the family (father, parents or in-laws), health care workers, cadres and others. Support from a father of the baby to the mother have an important role in exclusive breastfeeding because the father of the baby is an influential person in the mother's decision to give exclusive breastfeeding or not. Goal: To determine information about how the role of fathers towards breastfeeding are and its impact on the nutritional status of infants. Methods: This study is a qualitative using the phenomenological approach. The method of determining sample with purposive sampling with a sample size of at least six informant is stopped after the saturation data. Data mining is done by in-depth interviews and Focus Group Discussion, while data analysis is in progress or flow data analysis. Results: The father can explain that exclusive breastfeeding is breastfeeding to infants from birth up to the age of 6 months without any additional food or drink. Most fathers who have babies with no history of exclusive breastfeeding, exclusive breastfeeding does not know about. Whereas most fathers who have exclusively breastfed infants with a history of emotional support in the form of an agreement with the wife to give exclusive breastfeeding. In the group is not exclusively breastfed, mostly his father did not give emotional support because they do not mind if the wife gives food or drink other than breast milk. Two fathers in the group of exclusive breastfeeding. The father gives a positive assessment related support breastfeeding in the form of advice to pump breast milk and eat a lot in order to smooth production. Father in the group of exclusive breastfeeding and exclusive breastfeeding is not also provide instrumental support. Instrumental support in the form of washing, cooking water, holding the child, parenting, replacing clothes or diapers, taking a child or wife for health checks. Two fathers on exclusive breastfeeding support group information in the form of giving several books on exclusive breastfeeding both in terms of medical or religious reasons browsing on correct storage of breast milk and advised the wife to ask the doctor about information about breastfeeding. All of fathers who are not exclusively breastfed do not provide informational support, lack of knowledge could be a reason not to provide information support to the wife. Father not exclusively breastfed group does not provide support everything positive assessment in the form of a response to complaints from the wife because the wife does not complain associated with breastfeeding. Conclusions: The majority of fathers who have a history of exclusively breastfed infants can explain about exclusive breastfeeding correctly, whereas fathers are not exclusively breastfed group can not explain it correctly. Besides some father who have a history of exclusively breastfed infants give support to his wife like emotional support, positive assessment, instrumental, and informational, while the another group only give instrumental support like washing, cooking water, holding the child, parenting. Infants who are exclusively breastfed or not breastfed exclusively had normal nutritional status.

Kata Kunci : peran ayah, ASI eksklusif, status gizi bayi