Analisis Kesalahan Pembentukan Frasa Nomina Beratribut Adjektiva dalam Bahasa Jerman
AHMAD FIQQIH ALFATHONI, Dr. Suhandano, M.A.
2015 | Tesis | S2 Ilmu LinguistikSalah satu kesalahan yang sering dibuat oleh pembelajar Indonesia dalam mempelajari bahasa kedua, yakni bahasa Jerman adalah pembentukan frasa nomina atributif (FNA). Hal tersebut dikarenakan dalam pembentukan FNA bahasa Jerman dibentuk melalui persesuaian bentuk antara artikel, ajektif dan nomina atau agreement. Adanya bentuk-bentuk persesuaian tersebut seringkali membuat pembelajar melakukan kesalahan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan analisis kesalahan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar, mengetahui penyebab kesalahan dan bagaimana implikasinya dalam pengajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Data diambil dengan menggunakan kuisioner berupa kalimat sebanyak 24 kalimat. Masing-masing kalimat tersebut mengandung FNA yang menunjukkan bentuk gender, kasus dan jumlah. Pembelajar diminta untuk menerjemahkan kalimat tersebut sesuai dengan gramatikal yang benar. Adapun teknik yang digunakan pada tahap analisis data adalah dengan teknik baca markah, dimana penggunaan teknik ini untuk melihat bentuk sintaksis maupun morfologis pada pembentukan FNA, karena konstruksi FNA bahasa Jerman dibentuk melalui persesuaian bentuk sufik pada masing-masing kategori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan pada konstruksi FNA bahasa Jerman hanya terjadi pada bentuk-bentuk sufik. Kesalahan paling banyak terdapat pada kesalahan ajektif, kemudian kesalahan pada artikel. Kesalahan paling sedikit terdapat pada bentuk nomina. Kesalahan ajektif menjadi kesalahan paling banyak karena bentuk-bentuk ajektif ditentukan oleh bentuk artikel (berbentuk definit atau indefinit artikel), bentuk kasus dan gender. Kemudian pada kesalahan artikel yang hanya ditentukan oleh bentuk gender, kasus dan jumlah. Kesalahan paling sedikit terdapat pada nomina karena hanya ditentukan oleh kasus Genetif dan plural. Faktor penyebab kesalahan tersebut tentu tidak lepas dari interferensi (transfer bahasa), yakni transfer positif dan negatif. Transfer positif terjadi karena adanya bentuk gender B1 sama dengan B2, sedangkan transfer negatif terjadi pada B1 berbeda dengan B2. Bentuk transfer negatif tersebut yakni adanya sufik-sufik yang melekat pada masing-masing kategori dan secara semantis tidak memiliki makna dan hanya berperan sebagai penanda penghubung antar kategori, sehingga pembelajar cenderung menganggap sufik-sufik tersebut hanya sebagai informasi yang berlebihan (redundant information). Oleh karena itu, dalam analisis kesalahan akan sangat berguna bagi pengajar, karena analisis kesalahan dapat dijadikan sebagai sebuah usaha untuk membahas kebutuhan-kebutuhan praktis pengajar di dalam kelas, sehingga dapat memberikan banyak kontribusi untuk membantu pengajar dalam menentukan rancangan pembelajaran.
One of errors often made by Indonesian students in learning German as second language is forming attributive noun phrase. This is due to the formation of attributive noun phrase in German is made by the article, adjective, and noun agreement. This agreements often triggers the students to make errors. This research aims (1) to describe grammatical errors which forms adjective attributive noun phrase made by students in Jogjakarta University, (2) to describe factors of these grammatical errors, (3) to explain its implications of teaching. This research employed descriptive qualitative method. The data were collected by using 24 sentences which contained adjective attributive noun phrase. Each sentence represented gender, cases, and numbers. The students were asked to translate each sentence grammatically and then, the data related to grammatical errors were analyzed. To analyze the data, this research employed 'reading marker' technique to identify syntactical and morphological formation of adjective attributive noun phrase which was formed by suffix agreement in each category. The result of this research shows that the grammatical errors found in articles, adjectives, and nouns are only caused by types of suffix. The error of adjectives is the most frequently made by the students. It is due to various adjective forms is determined by the forms of articles (either definite or indefinite article), case, and gender. Meanwhile, the error of articles has the second occurrences. The error of article is determined by the form of gender, case, and number. Finally, the lowest grammatical error is found in nouns. This error is determined by genitive and plural forms. The causes of errors are language interference (transfer), including positive and negative transfer. The positive transfer occur in the same gender system of student's first language and second language, while negative transfer occurs due to the different system of first- and second language. Furthermore, negative transfer relatively occurs in the use of suffixes on articles, adjectives, and nouns. This is because semantically suffixes on adjective attributive noun phrase do not have lexical meaning and they are only sign inter-category. Consequently, the students tend to use suffixes as redundant information. It can be concluded that error analysis (EA) is important for the teachers since it can support teaching and learning process. Therefore, teachers can decide the best plan of teaching.
Kata Kunci : Attributive noun phrase (ANP), Error analyses, second language learning.