PERAN PEMERINTAH DALAM MEMAJUKAN FASILITAS OLAHRAGA (Studi tentang Kemampuan Pengelola Stadion Maguwoharjo dalam Mengelola Stadion Maguwoharjo di Kabupaten Sleman)
DIMAS ADI PRABOWO, Dr.rer.pol. Mada Sukmajati, MPP
2015 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)Fasilitas Stadion Maguwoharjo merupakan fasilitas yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Sleman. Tujuan dari Stadion Maguwoharjo ini adalah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman. Namun kenyataannya, space yang tersedia pada Stadion Maguwoharjo masih sedikit digunakan untuk kegiatan bisnis. Terlebih, Stadion Maguwoharjo ini terkesan terbengkalai. Rumusan masalah yang digunakan ialah Bagaimana kemampuan Pengelola Stadion Maguwoharjo dalam mengelola Stadion Maguwoharjo. Tujuan penelitian ialah menjelaskan kemampuan dari Pengelola Stadion Maguwoharjo dalam mengelola Stadion Maguwoharjo. Untuk mengetahui kemampuan dari Pengelola Stadion Maguwoharjo, kerangka teori yang digunakan adalah teori prosedural, kapasitas, dan output pada What is Governance karya Francis Fukuyama. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif sehingga penulis menghandalkan data primer dan data sekunder. Selain itu, penulis juga melakukan observasi dalam melakukan penelitiannya. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Pengelola Stadion Maguwoharjo memiliki kemampuan yang kurang baik dalam mengelola Stadion Maguwoharjo. Hal ini akibat adanya prosedural yang terbangun tidak sesuai dengan aturan yang melandasi kinerja pada Pengelola Stadion Maguwoharjo. Tingkat prosedural yang tidak sesuai dengan aturan tersebut diketahui dari empat (4) kriteria yang dipilih, meliputi: Pertama, tidak adanya kelompok jabatan fungsional sehingga tidak sesuai dengan tingkatan hirarki yang terdapat pada aturan yang melandasi. Kedua, hal tersebut mengakibatkan tidak adanya perbedaan antar tingkatan jabatan. Ketiga, tidak adanya pemisahan antara kepemilikan dan manajemen. Keempat, birokrat tidak diikat dengan disiplin dan kontrol yang ketat. Prosedural tersebut mempengaruhi kapasitas dari pada Pengelola Stadion Maguwoharjo. Pada tingkatan kapasitas terlihat bahwa, Pengelola Stadion Maguwoharjo memiliki tingkat profesionalitas yang kurang baik terutama dalam hubungannya dengan penyewa maupun dalam membangun kenyamanan Stadion Maguwoharjo. Selain itu, Pengelola Stadion Maguwoharjo terganjal dengan adanya status atau sifat yang mendasari mereka sehingga Pengelola Stadion Maguwoharjo tidak memiliki kemampuan untuk mengekstrak pajak. Alhasil, output yang harusnya berpengaruh baik untuk Pengelola Stadion Maguwoharjo pun mengalami kendala. Kendala tersebut diyakini berasal dari masyarakat di luar lingkungan Stadion Maguwoharjo, seperti, alat dagang suporter maupun masyarakat sekitar Stadion Maguwoharjo. Belum baiknya Pengelola Stadion Maguwoharjo dalam menaati peraturan yang mendasari kinerja mereka menjadi penyebab awal kemampuan Pengelola Stadion Maguwoharjo yang kurang baik. Pengelolaan Stadion Maguwoharjo yang menganut pro bisnis pun menjadi terhambat.
Maguwoharjo Stadium is a facility owned by the Regional Government of Sleman. The purpose of the Maguwoharjo Stadium is to increase the revenue (PAD) of Sleman. But in reality, the available space in Maguwoharjo Stadium is still restricted to be used for business activities. Moreover, Maguwoharjo Stadium seems to be abandoned. The problem formulation used in this research is how is the ability of the Maguwoharjo Stadium organizer in managing Maguwoharjo Stadium? The purpose of this research is to describe the ability of the organizer in managing Stadium Maguwoharjo. To determine the ability of the Maguwoharjo Stadium organizer, the theoretical framework used is a procedural theory, capacity, and output in the What is Governance by Francis Fukuyama. The method used is a qualitative research method that the researcher counts on primary data and secondary data. In addition, the researcher also made observations in conducting this research. The result of this study is that Maguwoharjo Stadium organizer has a poor ability in managing Maguwoharjo Stadium. This is due to the improper procedural related to the rules of the underlying performance of the Maguwoharjo Stadium organizer. The procedural level which does not comply with the rules are known from four (4) criteria chosen such as: First, the absence of functional groups which is not in accordance with the hierarchy levels contained in the underlying rules. Second, it creates no difference between the level of position. Third, the lack of separation between ownership and management. Fourth, bureaucrats are not bound by the strict discipline and control. Those procedures affect the capacity of the Maguwoharjo Stadium organizer. At the level of capacity, it is seen that Maguwoharjo Stadium organizer has a level of professionalism which is not good enough, especially related to the tenant as well as in building a comfort in stadium Maguwoharjo. In addition, Maguwoharjo Stadium organizer is hampered by their status or their underlying nature so that Maguwoharjo Stadium organizer does not have the ability to extract the taxes. As the result, the output which is meant to be the good influence for Maguwoharjo Stadium organizer gets constraints. The constraints are believed to come from outside of the Maguwoharjo Stadium community, such as trading tools for supporter and community around the stadium Maguwoharjo. The lack of Maguwoharjo Stadium organizer in obeying the rules which underlie their performance becomes the original cause of Maguwoharjo Stadium organizer�s unfavorable ability. Maguwoharjo stadium management that embraces pro-business becomes obstructed.
Kata Kunci : Maguwoharjo Stadium, regulation, PSS Sleman Football Club, tenants, procedural, capacity, and output.