Faktor Risiko Kejadian Reaksi Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri

MOHAMMAD ALI MAS UDI, Prof. Dr.dr. Hardyanto Soebono,SpKK(K); Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH

2015 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Kasus reaksi kusta yang dilayani di Rumah Sakit Kusta Kediri mencapai 41,04%. Reaksi kusta merupakan reaksi kekebalan selular maupun humoral yang dapat mengakibatkan kecacatan. Diperkirakan 16%-56% kecacatan kusta terjadi karena reaksi kusta. Dampak reaksi dapat dikurangi dengan mengetahui faktor risiko serta penanganan reaksi sejak dini. Tujuan Penelitian: Mengetahui besarnya risiko dari faktor risiko kejadian reaksi kusta di RSk Kediri. Metode : Penelitian menggunakan rancangan kasus kontrol. Kasus adalah semua penderita yang mengalami reaksi tipe 1 dan tipe 2, sedangkan kontrol adalah penderita kusta yang tidak mengalami reaksi. Besar sampel penelitian adalah 281 dengan perincian 116 kasus reaksi 1, 49 kasus reaksi 2 dan 116 kontrol. Sumber data dari catatan medik tahun 2009-2014. Analisis data secara bivariat dan multivariat menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik. Hasil: Faktor risiko reaksi tipe 1 yang mempunyai nilai bermakna adalah kusta tipe MB (OR=2,809; 95% CI: 1,024-7.705; p=0,045), umur lebih besar sama dengan 47 tahun pada saat diagnosis (OR=2,567; 95% CI:1.461-4.512; p=0.001), indek bakteri lebih besar sama dengan 1 (OR=2,002; 95% CI: 1,115-3,596; p=0,020) sedangkan jenis kelamin, lama pengobatan lebih kecil sama dengan17 bulan mempunyai nilai yang tidak bermakna (p>0,05) Faktor risiko reaksi tipe 2 yang memiliki nilai bermakna yaitu indek bakteri lebih besar sama dengan 2,5 (OR=15,629; 95% CI: 6,667-36,635; p=0,000), sedangkan umur lebih besar sama dengan 44 th, jenis kelamin dan lama pengobatan lebih kecil sama dengan18 bulan mempunyai nilai yang tidak bermakna ( p> 0,05). Kesimpulan: Perlunya kewaspadaan terhadap timbulnya reaksi kusta tipe 1 pada pasien berumur lebih besar sama dengan 47 tahun dengan tipe kusta MB, indek bakteri lebih besar sama dengan1 dan reaksi tipe 2 pada pasien dengan indek bakteri lebih besar sama dengan 2,5.

Background: Cases of leprosy reactions were served in Kediri Leprosy Hospital reaches 41.04%. Leprosy reaction is cellular or humoral immune response that can lead to disability. An estimated 16% -56% disability due to leprosy occurs leprosy reactions. Impact of the reaction can be reduced by knowing the risk factors and early treatment response. Objective: To identify the magnitude of risk factors leprosy reaction in Leprosy Hospital Kediri. Methods: The study used a case-control design. Case was leprosy patient who had reaction type 1 and type 2, control was who didnot have reaction. The sample size was 281, comprising 116 cases of reaction 1, 49 cases of reactions 2 and 116 controls. Sources of data from medical records for 2009-2014. Analysis of bivariate and multivariate data using chi square and logistic regression. Results: Risk factors for type 1 reactions that have significant value was the type of MB leprosy (OR=2,809; 95% CI: 1,024-7.705; p=0,045), Age at diagnosis more than or equal 47 years (OR=2,567; 95% CI:1.461-4.512; p=0.001, bacterial index more than or equal 1 (OR=2,002; 95% CI: 1,115-3,596; p=0,020) whereas gender and duration of treatment less than or equal 17 months were not significant (p> 0, 05) Risk factors for type 2 reactions that have significant value was bacterial index more than or equal 2,5 (OR=15,629; 95% CI: 6,667-36,635; p=0,000) whereas the age at diagnosis more than or equal 44 years, sex, type MB leprosy and duration of treatment less than or equal 18 months were not significant (p> 0.05). Conclusions: Attention should be paid to leprosy reactions type 1 in patients with age at diagnosis more than or equal 47 years, type MB leprosy, bacterial index more than or equal 1 and reaction type 2 in patients with bacterial index more than or equal 2,5.

Kata Kunci : Katakunci: Kusta, Reaksi, Faktor Risiko, RSK Kediri.