Laporkan Masalah

PENERIMAAN DRAMA PANGGUNG MUSIKAL JEPANG PADA ANAK MUDA YOGYAKARTA PECINTA BUDAYA JEPANG

OKKY RINA NINDYARTI, Drs. Eman Suherman, M.Hum

2013 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANG

Drama panggung musikal mulai populer di Jepang sejak jaman Edo (1603- 1867) melalui Noh, Kyogen, Bunraku, dan Kabuki. Kesenian yang dapat juga digolongkan dalam karya sastra ini, berkembang menjadi bentuk lain dan bentuk yang lama mengalami kemunduran karena dianggap terlalu kuno dan sudah tidak sesuai dengan jaman. Drama panggung modern di Jepang kemudian muncul dalam bentuk Shimpa, Shingeki, dan Shogekijo. Drama panggung musikal yang ada saat ini, awalnya berkembang di Amerika dan Eropa yang kemudian masuk ke Jepang pada abad 20. Drama panggung musikal Jepang kemudian menjadi salah satu kebudayaan populer Jepang yang juga populer di seluruh dunia termasuk Indonesia. Skripsi ini melakukan studi kasus terhadap penerimaan budaya populer musikal pada anak muda pecinta budaya Jepang di Yogyakarta yang sudah mengenal budaya populer Jepang selama lebih dari 5 tahun. Teori sosiologis dan psikologi sosial digunakan dalam skripsi ini untuk mengetahui alasan dan kesulitan penerimaan drama panggung musikal. Pada dasarnya terdapat banyak alasan seseorang dapat menerima suatu budaya baru termasuk karena terdapat ketertarikan pada hal-hal yang terkait di dalam drama panggung musikal, seperti pemain, cerita, jenis musikal itu sendiri dan lain sebagainya. Sementara kesulitan penerimaan musikal lebih dikarenakan masalah tidak adanya alat bantu subtitle dalam video atau DVD musikal yang beredar di Indonesia.

The musical stage becomes popular in Japan since Edo period (1603-1867) through Noh, Kyogen, Bunraku, and Kabuki. The art that can be classified into this literature develops and regresses because it is old fashioned and not appropriate to the lifetime nowadays. The modern stages come up with the forms of Shimpa, Shingeki, and Shogekijo. Musical stage that exists today, was originally developed in United States and Europe and then goes to Japan in 20th century. Japanese musical stage became one of the popular cultures that is also popular across the world, including Indonesia. In this paper, case study will be conducted on the acceptance of popular culture, musicals, toward young people who love Japanese cultures in more 5 years that exist in Yogyakarta. Sociological and social psychology approach will be used in this paper to find out the reasons and the difficulties how this cultural acceptance. Basically, there are many reason for someone can receive a new culture, including interesting in musical stage play related matters, such as the actor, the story, the kind of musical, and the other. While difficult reception problem is due to the lack of subtitle in video or DVD circulating in Indonesia.

Kata Kunci : penerimaan budaya, musikal, budaya populer


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.