Evaluasi Efek Samping Obat Antiepilepsi (OAE) Politerapi pada Pasien Epilepsi Pediatrik Rawat Jalan di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Maret 2015

KHOTIK SRI IRYANI, Woro Harjaningsih, S.Si., Sp.FRS., Apt.;Fivy Kurniawati, S.Farm., M.Sc., Apt.

2015 | Skripsi | S1 FARMASI

Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi dengan kejadian tertinggi pada usia pediatrik. Terapi epilepsi lini pertama adalah monoterapi, tetapi gagal pada 30-40% pasien, sehingga dibutuhkan politerapi. Politerapi epilepsi dalam jangka waktu lama berpotensi menimbulkan efek samping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengobatan epilepsi secara politerapi dan mengevaluasi efek samping yang terjadi pada pasien pediatrik di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) Sub. Bagian Neurologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari-Maret 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Subyek penelitian sebanyak 26 pasien yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner Pediatric Epilepsy Side Effect Questionnaire (PESQ) serta penelusuran rekam medik pasien. Evaluasi efek samping dilakukan berdasarkan panduan skoring PESQ. Hasil penelitian tentang pola pengobatan menunjukkan penggunaan OAE terdiri dari 2-4 jenis dengan kombinasi yang terdiri dari valproat, fenitoin, fenobarbital, karbamazepin, dan klonazepam. Obat non antiepilepsi juga digunakan untuk terapi kausal dan terapi penyakit penyerta. Peresepan OAE dan obat non antiepilepsi terbanyak adalah valproat dan pirasetam. Peresepan kombinasi OAE paling banyak adalah valproat-fenitoin. Hasil evaluasi efek samping menunjukkan efek samping yang paling banyak terjadi adalah perubahan kognitif (80,77%), diikuti oleh perubahan tingkah laku (76,92%), perubahan neurologis (57,69%), perubahan motorik (46,15%), dan perubahan berat badan (23,08%).

Epilepsy is a neurological disease with the highest incidence in pediatric age. The first line of epilepsy treatment is monotherapy, but fails in 30%-40% of patients, so they have to take polytherapy. Polytherapy of epilepsy in the long term is potential to cause side effects. The purpose of this study is to determine the pattern of epilepsy treatment in polytherapy and evaluate the side effects that occurred in pediatric patients at Children's Health Installation (INSKA) Sub. Part of Neurology of Dr. Sardjito Hospital from January till March 2015. This study is using cross sectional design. The subjects of the study were 26 patients selected by purposive sampling method. Data were obtained through interviews and Pediatric Epilepsy Side Effects Questionnaire (PESQ) filling, and search medical records of patients. The evaluation of side effects is based on PESQ scoring guide. Results of research on treatment patterns indicate the use of antiepileptic drugs (AEDs) consists of 2-4 types with a combination consisting of valproate, phenytoin, phenobarbital, carbamazepine, and clonazepam. Non antiepileptic drugs are also used for causal therapy and treatment of comorbidities.The highest prescribing of AEDs and non antiepileptic drug are valproate and pirasetam. The most widely prescribing combination AEDs is phenytoin-valproate. Results of the evaluation of side effects showed that the most common side effects are cognitive changes (80.77%), followed by behavioral changes (76.92%), neurological changes (57.69%), motor changes (46.15%), and body weight changes (23.08%).

Kata Kunci : epilepsi pediatrik, politerapi, efek samping, PESQ