Penanganan Kasus Penyakit yang diduga Leptospirosis pada Anjing di Laboratorium Klinik Hewan jogja
HARRY KRISTANTI, Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si.
2015 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN SVLeptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Leptospira. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit zoonosis, tersebar luas diseluruh dunia terutama didaerah tropis termasuk indonesia. Titik sentral penyebaran Leptospirosis adalah urin hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira yang mencemari lingkungan merupakan sumber penularan bagi manusia dan hewan lain. Gejala klinis penyakit ini sangat bervariasi dari ringan hingga berat bahkan dapat menyebabkan kematian penderitanya tanpa penanganan yang tepat. Gejala klinis yang tidak spesifik memerlukan uji laboratorium untuk mendukung penentuan diagnosa. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang bagaimana cara penanganan kejadian penyakit pada hewan kesayangan khususnya Leptospirosis pada anjing. Pengambilan data mengenai penyakit yang di duga Leptospirosis ini dilakukan dengan metode observasi, pencatatan dari kartu ambulatoir, data stasioner, hasil uji laboratorium dan wawancara dengan dokter hewan yang menangani. Pada tahun 2015 terdapat satu pasien di Laboratorium Klinik Hewan Jogja dengan diagnosa Suspect Leptospirosis. Perawatan dan penanganan pasien yang di duga Leptospirosis tersebut dengan pemberian terapi cairan NaCl, Vitamin B complex, Neurobion, Meylon, PPG 10% , Ondan, Serta perlakuan khusus dalam penangan pasien yaitu dengan menggunakan Glove dan ditempatkan di ruang rawat infeksius Laboratorium Klinik Hewan Jogja karena Leptospirosis sendiri termasuk salah satu penyakit yang bersifat zoonosis.
Leptospirosis is a disease that caused by Leptospira sp infection. It is a zoonotic disease that is world-widely distributed, particularly in the tropics, including Indonesia . Infected animals are the source of leptospirosis for humans, and these animals are secreting pathogens into the environment. The clinical signs of leptospirosis may vary from mild to severe and dead tray occur without a proper treatment. Due to the unspecific clinical sign, laboratory examination is required. The writing of the final project aims to find out and learn more how about the handling of incidents of the disease in animals especially Leptospirosis in dogs. Taking the data on disease is on leptospirosis thought this was based on observation, ambulatoir, stationary, and results of a laboratory test and interviews with veterinarian who handle. In 2015 there was a patient at Laboratorium Klinik Hewan Jogja with diagnosis suspected Leptospirosis. The care and handling of the patients would expect the leptospirosis by the provision of fluid therapy NaCl , vitamin B complex, Neurobion, Meylon, PPG 10%, Ondan, as well as special treatment in patients handlers that is by using glove and was placed in infectious room at Laboratorium Klinik Hewan Jogja because leptospirosis own including one of the diseases are zoonotic.
Kata Kunci : Leptospira, Zoonosis, Diagnosis, Penanganan