KAJIAN TENTANG PERANAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUBAK DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN TANTANGAN EKSISTENSINYA Studi Kasus di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali
I WAYAN SUMBERARTHA,DRS., Prof. Dr. S. Djalal Tanjung, M.Sc., Dr. Suprapto Dibyosaputro, M.Sc
2015 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganBali merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat terkenal di Indonesia, bahkan di dunia. Daya tarik Bali sebagai daerah tujuan wisata adalah karena faktor keindahan alam dan keunikan budayanya serta didukung oleh karakter masyarakatnya. Salah satu komponen keindahan alam yang mengundang daya tarik wisatawan adalah sistem pertanian yang merupakan kearifan lokal budaya Bali yaitu subak. Berdasarkan prasasti yang ada dikethui bahwa subak di Bali berusia ratusan tahun. Sampai saat ini masih bisa ditemukan beberapa subak yang tetap lestari, salah satunya adalah Subak Jatiluwih. Karena subak Jatiluwih merupakan artefak alam yang unik dan masih terjaga kelestariannya, maka UNESCO telah menetapkan subak tersebut sebagai salah satu warisan budaya dunia. Berdasarkan uraian di atas maka timbul pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) nilai-nilai kearifan lokal subak apa saja yang berperan dalam pelestarian lingkungan, (2) mengapa nilai-nilai kearifan lokal subak berubah dan mana yang masih lestari, (3) apa saja tantangannya untuk menjaga kelestarian nilai-nilai kearifan lokal subak. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi nilai-nilai kearifan lokal subak apa saja yang berperan dalam pelestarian lingkungan, (2) menganalisis penyebab pelemahan, perubahan dan hilangnya nilai-nilai kearifan lokal subak, serta (3) mengidentifikasi kendala mempertahankan kelestarian nilai-nilai kearifan lokal subak. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Penentuan sampel dilakukan secara purposive, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, dan yang menjadi rujukan utama sebagai sumber data adalah awig-awig subak Jatiluwih. Dari hasil analisis data diketahui bahwa ada 13 pasal dalam awig-awig subak Jatiluwih yang mengandung nilai kearifan lokal pelestarian lingkungan abiotik, biotik dan budaya. Kesulitan tenaga kerja, berkurangnya debit air pada musim tanaman kerta gadon, serta permasalahan pewarisan nilai-nilai kearifan lokal subak merupakan tantangan dalam mempertahankan eksistensi subak Jatiluwih. Untuk menjaga kelestarian lingkungan subak Jatiluwih di masa depan, perlu dipertimbangkan pemberian insentif pajak kepada petani, serta penyusunan bahan ajar untuk menjadikan subak sebagai kurikulum muatan lokal.
Bali is one of the most famous tourist destinations in Indonesia, even in the world. Balis attractiveness as a tourist destination is because of the natural beauty and cultural uniqueness and supported by the character of its people. One component of the natural beauty that invites tourist attraction is a farming system that is indigenous culture of Bali, Subak. Based on the existing inscription known that Subak in Bali hundreds of years old. Until now its still be found some Subak remain stable, one of which is Subak Jatiluwih. Because Subak Jatiluwih is a unique natural artifacts and still maintained continuity, then UNESCO has set Subak as one of the worlds cultural heritage. Based on the description above, resulting research questions as follows: 1) what the values of indigenous Subak role in preserving the environment, 2) why the values of indigenous Subak change and which are still preserved, 3) what the challenge is to preserve the values indigenous Subak. Thus, this study aims to (1) identify the factors that can maintain the sustainability of Subak local wisdom values, (2) analyze the causes of impairment and the loss of the values of indigenous Subak, (3) examine the values of indigenous Subak and its role in the preservation of the environment. This descriptive study aims to create a description, picture or painting in systematic, the properties and the relationship between the phenomena under study. Done by purposive sampling, data collection is done with interviews and observations and Awig-awig Subak Jatiluwih which becomes the main reference as a source of data. From the analysis of the data found that there are 13 chapters in Awigawig Subak Jatiluwih that contains the value of indigenous of environmental conservation abiotic, biotic and culture. Labor difficulties, reduced crop season flows kerta Gadon, inheritance issues and values of indigenous Subak is a challenge to maintain the existence of Subak Jatiluwih. To preserve the environment Subak Jatiluwih in the future, to consider tax incentives to farmers, as well as the preparation of teaching materials to make Subak as local curriculum.
Kata Kunci : nilai-nilai kearifan, subak, pelestarian lingkungan