PENGARUH TINGGI PALATUM TERHADAP FREKUENSI PENGUCAPAN KATA ULANG /te/ ANAK SUKU BALI USIA 7-9 TAHUN DAN 10-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 PEGAYAMAN, BULELENG, BALI
WUSTHA FARANI, Prof.Dr.drg.Iwa S.R.S, SU.,Sp.KGA(K); drg. Putri Kusuma WM,M.Kes.,Sp.KGA(K)
2015 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Gigi KlinikBahasa daerah di Indonesia terdiri dari bermacam-macam logat. Salah satunya terdapat di Bali dimana pengucapan kata ulang /te/ dengan cara menarik lidah ke belakang kemudian menyentuh palatum. Pengucapan kata ulang /te/ menghasilkan frekuensi. Frekuensi adalah jumlah getaran suara per detik, dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Frekuensi suara dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya tinggi palatum, jenis kelamin dan usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tinggi palatum terhadap frekuensi pengucapan kata ulang /te/ anak suku Bali usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun di SD Negeri 1 Pegayaman. Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi klinik dengan desain cross sectional. Jumlah subyek adalah 176 anak dibagi menjadi kelompok usia 7-9 tahun dan usia 10-12. Masing-masing usia terdiri dari 22 anak. Kemudian dilakukan pengukuran tinggi palatum dengan palatal height guider, setelah itu dilakukan perekaman suara pengucapan kata ulang /te/ dengan perekam suara digital. Hasil rekaman suara diolah dengan software cool edit di komputer untuk mengetahui frekuensi yang dihasilkan. Analisis data penelitian pengaruh tinggi palatum terhadap frekuensi pengucapan kata ulang /te/ menggunakan analisis Anova Multivariat. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh tinggi palatum terhadap frekuensi pengucapan kata ulang /te/ yang signifikan (p<0,05) berdasarkan tinggi rendahnya palatum, jenis kelamin dan usia. Palatum rendah memiliki frekuensi lebih tinggi daripada palatum tinggi, pada usia 7-9 tahun memiliki frekuensi lebih tinggi daripada usia 10-12 tahun, dan pada anak perempuan memiliki frekuensi lebih tinggi daripada anak laki-laki.
Local languages in Indonesia are consist of many different dialect. In Bali repeated words /te/ pronounced by pull backward the tongue until its touch palate. This pronunciation of /te/ result a frequency. Frequency is occurrence of repeating voice vibration per second. Voice frequency has affected by several factor such as palatal height, gender, and age. Aim of this study was to determine the influence of palatal height toward frequency of repeated word /te/ pronunciation in Balinese children age of 7-9 years old and 10-12 years old in SD Negeri 1 Pengayaman This study was clinical epidemiology with cross sectional approach. Two major groups divided into group of age of 7-9 years old and 10-12 years old. Total subject was 179 that consist of 22 children in each age. Data has taken by determine the palatal height by palatal height guider, and voice recording of /te/ pronunciation taken by digital voice recorder. Result of the voice record was processed using software cool edit in computer to indicate its frequency. Data has analyzed using Anova Multivariat which result significance (p>0.05) palatal height, gender, and age influence the frequency of /te/ pronunciation. Low palate result higher frequency rather than high palate, while children age of 7-9 years old has higher frequency than age of 10-12 years old, and girls has the higher frequency than boys.
Kata Kunci : tinggi palatum, frekuensi, pengucapan kata ulang /te/, suku Bali, usia 7-9 tahun, usia 10-12 tahun, jenis kelamin.