HUBUNGAN STRES PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN DI DESA PUNCU KECAMATAN PUNCU KABUPATEN KEDIRI

DWI PRASETYANINGATI, Dr. Dra. Sumarni DW, M. Kes;dr. Nuring Pangastuti, SpOG (K)

2015 | Tesis | S2 Keperawatan

Latar Belakang: Bencana erupsi Gunung Kelud tanggal 14 Februari 2014 menyebabkan tekanan stres yang tinggi pada perempuan. Stres yang berkepanjangan akan mempengaruhi kesehatan reproduksi. Bentuk permasalahan kesehatan reproduksi pada kondisi pasca bencana meliputi menurunya minat dalam perawatan kehamilan, perawatan postpartum, penggunaan kontrasepsi dan terjadinya keluhan kesehatan reproduksi Tujuan: Untuk mengetahui hubungan stres pasca bencana erupsi Gunung Kelud dengan kesehatan reproduksi perempuan di Desa Puncu Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Metode: Penelitian ini adalah non eksperimental, dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden adalah 322 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS) yaitu untuk mengukur tingkat stres, dan kuesioner CDC RHAT yaitu untuk mengukur kesehatan reproduksi. Analisis statistik menggunakan Chi Square. Hasil: Tingkat stres perempuan pada kondisi pasca bencana pada setiap kelompok kesehatan reproduksi berbeda. Tingkat stres ibu hamil adalah ringan, dan tingkat stres pada ibu postpartum, ibu pengguna kontrasepsi, ibu dengan keluhan kesehatan reproduksi adalah sedang. Pada komponen perawatan kehamilan didapatkan ada 9 ibu hamil yang semuanya melakukan perawatan kehamilan. Analisis statistik hubungan stres dengan perawatan postpartum didapatkan p=0.02, tingkat stres dengan penggunaan kontrasepsi didapatkan p=0.416 dan tingkat stres dengan keluhan kesehatan reproduksi didapatkan hasil p=0,000. Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat stres dengan perawatan postpartum, ada hubungan antara tingkat stres dengan keluhan kesehatan reproduksi dan tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan penggunaan kontrasepsi.

Background: The eruption of Mount Kelud dated February 14, 2014 led to a high pressure stress in women. Prolonged stress affects reproductive health. Forms of reproductive health issues in post-disaster conditions include the decline in interest in prenatal care, postpartum care, contraceptive use and the occurrence of reproductive health complaints. Objective: To determine the relationship of stress after the eruption of Mount Kelud with women's reproductive health in Puncu Village District of Puncu Kediri Regency. Method: This research is non-experimental, cross-sectional approach. The number of respondents was 322 respondents. Instruments for measuring stress levels using a questionnaire Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Instruments to measure reproductive health questionnaire RHAT CDC. Statistical analysis using Chi Square. Results: The stress level of women in post-disaster conditions in each group is different reproductive health. Maternal stress level is mild, and the level of stress in mothers postpartum, women using contraception, women with reproductive health complaints is moderate. On components obtained prenatal care there are 9 women who are all doing prenatal care. Statistical analysis of the relationship of stress with postpartum care was obtained p = 0.02, the stress level of contraceptive use was obtained p = 0.416 and the level of stress in reproductive health complaints showed p = 0.000. Conclusion: There was a relationship between stress levels with post partum care, there was a relationship between stress levels with reproductive health complaints and there was no relationship between the level of stress with the use of contraceptives.

Kata Kunci : Stres, Kesehatan Reproduksi, Bencana, Kelud