PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 1900-1942

WAHYU TRI WURYANI, Dr. Abdul Wahid, M.Hum., M.Phil.

2015 | Skripsi | S1 ILMU SEJARAH

Pada masa Politik Etis, pendidikan mendapat perhatian yang besar dari Pemerintah Kolonial. Namun demikian, sekolah-sekolah yang didirikan masih diperuntukkan secara terbatas pada kelompok tertentu dan belum mencapai semua golongan. Pemerintah Kolonial membuka sekolah-sekolah dengan pengantar Bahasa Belanda seperti ELS, HCS, dan HIS namun hanya bisa diakses oleh kelompok elite. Menyaksikan hal tersebut, kelompok-kelompok masyarakat dari golongan bawah terdorong untuk mendirikan sekolah bagi komunitas mereka sendiri. Selanjutnya lahirlah sekolah-sekolah swasta seperti Tiong Hoa Hwee Kwan dan Taman Siswa yang kemudian mendapat label dari pemerintah kolonial sebagai sekolah liar. Perkembangan sekolah ini mendapat pengawasan ketat karena dikhawatirkan memicu tumbuhnya nasionalisme di kalangan bumiputera yang bisa melawan kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Fokus penelitian ini adalah dinamika sosial di Kabupaten Purworejo yang terjadi sebagai dampak dari perkembangan pendidikan pada tahun 1900-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah secara analisis deskriptif dengan menggunakan sumber primer dan sekunder seperti arsip, foto, laporan penelitian, jurnal, koran, dan buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan di Kabupaten Purworejo pada masa kolonial berkembang pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah maupun swasta. Meluasnya fasilitas pendidikan memunculkan terjadinya perubahan sosial yang dapat dilihat dari tingkat literasi penduduk, munculnya sektor pekerjaan baru, serta berdirinya organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan.

Under the auspice of the Ethical Policy, the colonial government paid a greater attention on indigenous education. As a matter of fact, however, the policy were restricted only to limited particular groups and not yet opened to all population groups. Those government schools such as ELS, HCS, and HIS with Dutch as official language could only be accessed by local elite. Responding this discriminatory policy, leaders of middle and lower class group initiated to develop schools for their own community. There appeared then some private schools like Tiong Hoa Hwee Kwan and Taman Siswa, which were labbelled later as "wild schools" by the colonial government. These schools were under close scrutiny as the government worried that they would cultivate nationalism among indigenous people that could be harmful for the colonial policies. The focus of this study is the social dynamic in Purworejo that occured as a result of the development of education in 1900-1942. This study uses descriptive analysis of historical research method, by using primary and secondary sources such as archives, photographs, research reports, journals, newspapers, and books. As a result, this study finds out that education in Purworejo in colonial era grew rapidly. This could be seen from the establishment of government as well as private schools. The spread of education had brought about social change, which can be seen from the rise of literacy rate among indigenous population, the emergence of new employment sectors, and the rise of social organizations.

Kata Kunci : pendidikan, kolonial, perubahan sosial, Purworejo