Laporkan Masalah

PERBANDINGAN SAPI BETINA DAN SAPI JANTAN YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN GIWANGAN YOGYAKARTA TAHUN 2014

TAUFIK ABADI, Dr. drh. Yatri Drastini, M.Sc.

2015 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN SV

Sapi potong dikembangkan di Indonesia untuk dimanfaatkan daging dan produk olahannya. Sapi potong tersebut lazimnya dipotong di RPH. Rumah potong hewan selain berfungsi untuk memotong juga untuk mencegah penularan penyakit yang bersifat zoonosis dan untuk mencegah pemotongan sapi betina yang masih produktif. Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk menentukan perbandingan antara sapi betina dan jantan yang dipotong di RPH pada tahun 2014. Rumah potong hewan yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah RPH yang berada di daerah Mendungan, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. Pada tahun 2014 di RPH Giwangan Yogyakarta pemotongan terhadap sapi betina (57,65%) jauh lebih banyak dibandingkan dengan sapi jantan (42,35). Jumlah sapi betina yang dipotong di RPH Giwangan Yogyakarta pada tahun 2014 berjumlah 3.620 ekor dari 6.279, sedangkan jumlah sapi jantan yang dipotong di RPH Giwangan Yogyakarta berjumlah 2.659 ekor dari 6.279 ekor. Pemotongan terhadap sapi betina di RPH Giwangan Yogyakarta ini dilakukan karena sapi betina tersebut sudah tidak produktif, afkir, kecelakaan, berat badan di bawah 100 Kg/malnutrisi, mengalami gangguan reproduksi, dan Body Condition Score (BCS) di bawah 2 atau di atas 4, sehingga tidak melanggar peraturan yang berlaku. Sapi yang dipotong periode 23-28 Maret 2015 sebanyak 90 ekor, sapi betina 73% (66/90) dan sapi jantan 27% (24/90), pada tanggal 23 Maret 2015 ditemukan satu sapi betina yang masih produktif karena sapi tersebut dalam keadaan bunting dan ditemukannya fetus (1,5%).

Beef cattle are developed in Indonesia for the bennefites meat and dairy products. Beef cattle are usually slaughtered in slaughterhouses. Slaughterhouses have function to slaughtered is beside to prevent transmission of diseases are zoonotic and to prevent slaughting female cows still productive. The purpose of the preparation of this final project is to determine the ratio between female and male cattle slaughtered in slaughterhouses in 2014. Slaughterhouse animals used for slaughterhouses research are located in areas Mendungan, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. In 2014 in the Yogyakarta Giwangan RPH against cows slaughter (57.65%) is much more than the steers (42.35). The number of cows slaughtered in slaughterhouses Giwangan Yogyakarta in 2014 amounted to 3,620 tails of 6279, while the number of male cattle slaughtered in slaughterhouses Giwangan Yogyakarta tail of 6279 amounted to 2,659 heads. The slaughtered of cows in Giwangan Yogyakarta is done because the cows are not productive, rejected, accidents, weight below 100 Kg / malnutrition, impaired reproduction, and Body Condition Score (BCS) below 2 or above 4, so as not to violate regulations. Cattle slaughtered period 23-28 March 2015 as many as 90 tails, cow tail 73% (66/90) and male bulls 27% (24/90), on March 23, 2015 found the cows that are still productive because the cow in the state of pregant and the discovery of a fetus (1,5%).

Kata Kunci : comparison, cows, bulls, slaughter requirements

  1. D3-2015-337365-abstract.pdf  
  2. D3-2015-337365-bibliography.pdf  
  3. D3-2015-337365-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2015-337365-title.pdf