Berpikir Kritis Pada Masyarakat Betawi

MUHAMAD LUTFI FIRDAUS, Prof. Thomas Dicky Hastartjo, Ph.D

2015 | Skripsi | S1 PSIKOLOGI

Kajian penelitian mengenai konsep berpikir kritis dalam konteks budaya masih sangat jarang dilakukan. Selama ini konsep berpikir kritis selalu mengacu pada kajian psikologi barat. Sedangkan, Indonesia memiliki berbagai macam suku dan tentunya setiap suku mempunyai karakter tersendiri dalam pola berpikirnya. Berpikir kritis diperlukan dalam memahami berbagai peristiwa keseharian dari berbagai sudut pandang dan pola pikir yang terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep berpikir kritis pada masyarakat Betawi. Studi ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan menggunakan analisis fenomenologi empirik. Alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah lembar vignette. Vignette berisikan gambaran situasi urutan berpikir kritis serta tanpa menyebutkan kata kritis dan diberikan beberapa pertanyaan untuk mengungkap konsep berpikir kritis bagi masyarakat Betawi. Penelitian ini menemukan bahwa dalam konsep berpikir kritis masyarakat Betawi terdapat tiga tahap dalam proses berpikirnya. Tahap pertama adalah konseptualisasi, kedua adalah tahap critical, dan ketiga adalah pemecahan masalah. Poin ketiga dalam tahapannya terdapat proses penerimaan yang tidak terdapat dalam teori konsep berpikir kritis menurut kajian psikologi barat. Proses penerimaan terdapat pertimbangan norma masyarakat untuk menjaga keharmonisan yang menjadi bagian dari konsep dalam berpikir kritis masyarakat Betawi.

Research studies on the concept of critical thinking in the context of the culture is still very rare. So far, the concept of critical thinking always refers to the study of western psychology. Meanwhile, Indonesia has a wide variety of tribes and of course every tribe has its own character in the pattern of thinking. Critical thinking is required to understand daily events from different view points and mindsets are formed. The aim of this study to determine the concept of critical thinking on the Betawi people. This study using phenomenological approach and using empirical phenomenological analysis. The tools used to retrieve data researceh is vignette sheets. Vignette contains the description of the sequence of critical thinking as well as the situation without mentioning the critical word and given some questions to reveal the concept of critical thinking for the Betawi people. This study found that in the concept critical thinking of Betawi people there are three stages in people thinking process. The first stage is the conceptualization, the second stage is critical, and the third is problem solving. The third point in the acceptance process stages are not printed in the concept of critical thinking theory of western psychology. The process of acceptance are considered the norm of society to maintain harmony that becomes part of the concept in critical thinking of Betawi people.

Kata Kunci : konsep, berpikir kritis, Betawi, norma, keharmonisan