AKSESIBILITAS KAWASAN STASIUN SOLO KOTA SEBAGAI KAWASAN BERBASIS TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

AKBAR SETIAWAN, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.d. ; Dyah Titisari Widyastuti, ST., MUDD

2015 | Tesis | S2 Desain Kawasan Binaan

Kota Solo memiliki potensi perkereta apian yang cukup baik sebagai pendukung konsep dasar Transit Oriented Development. Di sisi lain kota Solo juga memiliki potensi menjadi city hub di karenakan letak geografis yang cukup strategis. Stasiun Solokota merupakan salah satu kawasan potensial untuk dikembangkan, karena dilalui oleh jalur komuter Yogyakarta - Solo - Wonogiri. Selain sebagai jalur untuk kereta penumpang, juga untuk kereta angkutan barang industri, kerajinan dan hasil bumi. Penelitian ini memaparkan potensi tarikan pergerakan yang terdapat di kawasan stasiun Solokota berdasarkan kriteria aktivitas dan klasifikasi tujuan perjalanan penumpang kereta lokal Yogyakarta - Solo. Selanjutnya mengidentifikasi tingkat aksesibilitas kawasan stasiun Solokota sebagai kawasan Transit Oriented Development. Identifikasi tingkat aksesibilitas kawasan stasiun Solokota dengan melihat moda transportasi yang tersedia dan koridor atau ruang jalan yang menghubungkan stasiun Solokota dengan potensi tarikan pergerakan. Kawasan stasiun Solokota memiliki potensi tarikan pergerakan yang tersebar sejauh 600 sampai 1200 meter dari stasiun Solokota sebagai titik transit dengan tingkat aksesibilitas stasiun terhadap potensi tarikan pergerakan tersebut masih relatif rendah, sehingga rekomendasi yang di arahkan meningkatkan aksesibilitas stasiun Solokota dengan potensi tarikan pergerakan untuk mengoptimalkan kawasan stasiun Solokota sebagai kawasan Transit Oriented Development.

Solo has the potential railway as support the basic concept of Transit Oriented Development. In other side, Solo has the potential to become a hub city because of the strategic geographical location. Solo Kota station is one of potential area must be developed, because it passed commuter line between Yogyakarta - Solo - Wonogiri. Other than as a pathway for passenger trains, as well as being a line for the train to transport industrial products, handicrafts, and agricultural products. This study describes the potential movement attractor contained in Solo Kota station area based on the criteria of classification activity and local rail passenger travel destination Yogyakarta - Solo. Further identify the level of accessibility Solo Kota station area as Transit Oriented Development. Identify the level of accessibility of Solo Kota station area by looking at modes of available transport and the corridor or space of road who connecting Solo Kota station with potential movement attractor. Solo Kota station area has the potential movement attractor that spread as far as 600 to 1200 meters from the station as a transit point with the level of accessibility of the station against the potential movement attractor still relatively weak, so that recommendations directed to improve the accessibility of Solo Kota station with the potential movement attractor to optimize Solo Kota station area as Transit Oriented Development.

Kata Kunci : Transit Oriented Development, tarikan pergerakan, aksesibilitas