Laporkan Masalah

KAJIAN AUTOMATIC TRAIN PROTECTION (ATP) UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

IRWAN WIJAYA, Prof.Dr.Ir.Siti Malkhamah, M.Sc ;Dr.Ir Subarmono, M.T, P.E.

2015 | Tesis | S2 Sistem dan Teknik Transportasi

Perkembangan teknologi perkeretaapian di dunia mengalami kemajuan sangat pesat, berkaitan dengan perlindungan kereta api. Automatic train protection (ATP) yang berfungsi sebagai sistem pengaman kereta otomatis, saat terjadi sinyal tidak aman dilanggar oleh masinis. Kecelakaan di Indonesia masih terjadi tabrakan antar kereta api, yang diduga akibat masinis melanggar sinyal jalur tidak aman. Berdasarkan penelitian ITB, kecelakaan tabrakan antar kereta api dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 sebanyak 15 kali atau 75 % disebabkan oleh pelanggaran sinyal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh pelanggaran sinyal dan menganalisa penerapan automatic train protection berkaitan dengan cara kerja dan penerapan pada sarana perkeretaapian. Analisa dilakukan berdasar atas penerapan automatic train protection di negara lain dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian dari 7 kejadian kecelakaan kereta api, 2 kejadian disebabkan oleh faktor teknis sarana dan prasarana perkeretaapian, 5 kejadian kecelakaan kereta api disebabkan oleh faktor sumber daya manusia. Cara kerja ATP induksi berfungsi dengan adanya medan magnet dalam penerapannya perlu adanya sepasang perangkat yang dipasang pada sarana dan prasarana perkeretaapian. Dalam penerapannya ATP induksi melakukan pemberitahuan sinyal tidak aman, pengawasan dan pembatasan kecepatan pada sarana perekeretaapian.

The development of railways in the world of technology has progressed rapidly, especially in terms the protection of the train. Automatic train protection (ATP) which serves as an automatic train protection system., When there is no safe signal has been violated by the driver. Accidents in Indonesia are mostly collision between train, which is probably caused by the driver who violated the unsafe signal path. Based on research conducted by ITB, in a period from 2004 to 2006, fifteen collisions between trains or 75 % of all accidents are due to signal passed at danger. This study aims to analyze the train accident caused by signal passed at danger and analyze the application of automatic train protection regarding to the workings and implementation of the railway facilities. The analysis is based on the application of the automatic train protection in other countries with reference to the prevailing regulations in Indonesia. The method used in this study is a qualitative method. The research results are that from 7 train accidents, 2 accidents are caused by technical such as railway infrastructure, and 5 train accidents are caused by human factor. ATP induction work due to the presence of a magnetic field which in its application, it is necessary to pair the devices installed on railway infrastructure. In practice ATP induction did not notify unsafe signal, surveillance and restrictions on vehicle speed railways.

Kata Kunci : Automatic train protection (ATP), pelanggaran sinyal, kecelakaan

  1. S2-2015-353403-bibliography.pdf