Laporkan Masalah

ETIKA RELIGIUS EMMANUEL LEVINAS DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT AGAMA DAN RELEVANSINYA DENGAN PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA

MUHAMMAD TAKBIR, Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin

2015 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Penelitian ini berjudul, Etika Religius Levinas dalam Perspektif Filsafat Agama dan Relevansinya dengan Pluralitas Agama di Indonesia. Etika religius merupakan salah cabang dari disiplin ilmu etika yang menjadikan Tuhan sebagai landasan relasional antarmanusia. Sementara, filsafat agama merupakan ilmu yang melihat agama-agama dari sisi hakekatnya dan menjadikan problem Ketuhanan sebagai persoalan utama. Oleh sebab itu, maka penelitian tentang pemikiran etika religius Emmanuel Levinas ditinjau dari persepektif filsafat agama menjadi sangat relevan. Objek material dalam penelitian ini adalah pemikiran etika Levinas, sedangkan objek formalnya adalah filsafat agama. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, historis-faktual tokoh. Unsur-unsur metodis yang digunakan; interpretasi, induksi dan deduksi, koherensi intern, holistika, kesinambungan historis, idealisasi, komparasi, heuristika, dan refleksi pribadi. Semua unsur metode ini digunakan untuk melihat secara komplementer pemikiran etika religius Levinas dan kontekstualisasinya bagi pluralitas agama di Indonesia. Hasil penelitian ini: pertama, dalam etika religius Levinas ditinjau dari perspektif filsafat agama ditemukan bahwa Tuhan dapat disaksikan pada wajah orang lain. Tuhan bukan beringkarnasi pada wajah, tapi sebagai jejak yang tertinggal, namun masih bisa dikenali. Prinsip ini pada akhirnya membawa pada hasil yang kedua, yaitu; manusia sebagai mahkhluk religius. Karena dalam srtuktur subjektif manusia terdapat kebutuhan pada religiusitas. Ketiga, etika religius Levinas mengungkap bahwa relasi antarmanusia bersifat asimetris. Hubungan manusia antara satu dengan lain bukan hubungan yang saling berbalas, akan tetapi hubungan yang sepenuhnya altruis. Tuhan yang disaksikan melalui wajah orang lain berimplikasi pada penghormatan terhadanya. Bahkan bukan hanya itu, tetapi juga bagaimana tertanggung jawab terhadap orang lain. Adapun mengenai relevansinya dengan pluralitas agama di Indonesia, etika religius dapat dijadikan sebagai prinsip dan formula dalam menyikapi perbedaan agama. Pebedaan bukan untuk dihilangkan, tapi diterima sebagai sebuah anugrah dari Tuhan. Negara sebagai lembaga publik harus sepenuhnya bertanggung jawab atas segala perbedaan demi terciptanya masyarakat yang berkeadilan.

The title of this research is Levinas Religious Ethic on Perspective of Philosophy of Religion and its Relevance with Religious Plurality in Indonesia. Religious ethic is a part of ethics study that God is fundamental relational among beings. Meanwhile, philosophy of religion is a part of study and sees religions essentially and also has primary problem to the God. Therefore, Levinas religious ethic will be viewed from philosophy of religion more relevant. In this study, material object is Levinas ethic thought and formal object is philosophy of religion. This research was conducted by the method of literature view, historical-factual figure. The element of method used is interpretation, induction, deduction, intern coherency, holistic, historical continuity, idealization, comparison, heuristics, and personal reflection. All of these above are used to view the complement of thought in Levinas religious ethic and its contextualization for religious plurality in Indonesia. The results of this study are: First, Levinas religious ethic viewed from perspective of philosophy of religion is found that God can be seen on the face of other people. God is not reincarnation on face, but as a trace of the rest and still known. Finally, this principle brings to the second result, that is, human is a religious being, because there is a need on religiosity in subjective structure of being. Third, Levinas religious ethic reveals that relation among beings is asymmetric. Connection of beings with others is not directly replied relation, but it altruist relation. God is seen through face of other implicated to the Him respectively. Even not only does God, but also how being has responsibility for the others. About its relevance with religious plurality in Indonesia, religious ethic can be as a principle and formula in viewing religious diversity. Difference is not elimination, but it is accepted as a blessing from God. Country as a public institution must be responsible for all of differences for making fair community.

Kata Kunci : Etika Religius, Filsafat Agama, Wajah, Tanggung Jawab/ Religious Ethics, Philosophy of Religion, Face, Responsibility.