MORFOLOGI DAN MORFOMETRI CRANIUM PADA TUPAI (Tupaia javanica), BAJING (Callosciurus notatus), dan TUPAI TERBANG (Petaurus breviceps) SEBAGAI PILIHAN HEWAN EKSOTIK DI MASYARAKAT
KENAN WISNU CH, drh. Dwi Liliek Kusindarta, MP., Ph.D
2015 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANTupai (Tupaia javanica), bajing (Callosciurus notatus), dan tupai terbang (Petaurus breviceps) merupakan contoh hewan eksotik yang cukup digemari saat ini. Ketiga hewan ini memiliki bentuk, warna, dan ukuran yang hampir mirip, walaupun memiliki hubungan kekerabatan yang jauh. Pemahaman yang baik akan perilaku dan performa dapat dijadikan acuan dalam pemilihan dan pemeliharaan hewan eksotik sebagai hewan peliharaan. Cranium merupakan bagian dari kerangka yang sering digunakan dalam identifikasi keanggotaan taksonomi dan memberikan informasi tentang perubahan hewan akibat proses seleksi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi morfologi dan morfometri pada cranium untuk melihat hubungan dengan perilaku dan performa yang diharapkan dapat untuk menentukan kemampuan adaptifnya sebagai hewan ekstotik serta tatacara pemeliharaan yang tepat. Tupai (Tupaia javanica), bajing (Callosciurus notatus), dan tupai terbang (Petaurus breviceps) didapatkan dari Pasar Satwa dan Tanaman Yogyakarta dan peternak lokal di Jakarta masing-masing 4, 3, dan 4 ekor berturut-turut dieuthanasi dan dibuat preparat skeleton. Pengamatan morfologi dilakukan dengan melihat struktur cranium masing-masing hewan. Pengukuran cranium ketiganya dilakukan dengan menggunakan jangka sorong berdasarkan metode yang dilakukan Driesch (1976) dan Evans (1993). Hasil pengukuran dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010 dan disajikan dalam bentuk diagram batang. Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan struktur pada foramen magnum, processus frontalis os zygomaticus, arcus zygomaticus, hamulus pterygoidale dan os mandibula. Hasil pengukuran cranium didapati cranial index dan foramen magnum index tupai, bajing, dan tupai erbang secara berurutan 66.33 ± 3.71, 63.82 ± 4.20, 61.67 ± 2.35 dan 95.59 ± 5.21, 79.06 ± 1.79, 90.03 ± 4.15. Facial index dan skull index tupai, bajing, dan tupai terbang 135.39 ± 9.64, 161.20 ± 11.04, 188.47 ± 12.73 dan 50.40 ± 2.65, 57.68 ± 1.77, 67.73 ± 1.89 secara berurutan. Tupai memiliki ukuran cavum cranii yang paling besar. Rasio ukuran cranium yang paling besar dimiliki tupai terbang.
Tree shrew (Tupaia javanica), squirrel (Callosciurus notatus), and sugar glider (Petaurus breviceps) are widely kept as exotic animals nowadays. These three species have similarities in shapes, colour and size but in fact are different in comparison. A better understanding of behavior can be a guide for keeping those exotic animals. Cranium is one of the skeletons that used to identify the taxonomy and provide evidences of the evolution of animals during natural selection. Regarding the statements, the objective of this research is to study the interspecific morphology and morphometry of cranium and correlate to the behavior and activity, so that can understand the ability of adaptation and provide guides for keeping exotic animals. Four tree shrews (Tupaia javanica), three squirrels (Callosciurus notatus) and four sugar gliders (Petaurus breviceps) were obtained from Pasar Satwa and Tanaman Yogyakarta and a local breeder from Jakarta. The specimens were euthanized and bone samples were obtained. The structures of cranium were observed and measured using digital caliper. The measuring method was based on Driesch (1976) and Evans (1993). The results were analyzed using Microsoft Excel 2010 and the data were presented using bar graph. There were few differences in the structures in foramen magnum, proceessus frontalis, os zygomaticus, arcus zygomaticus, hamulus pterygoidale and os mandibular. The morphometric data for cranial index and foramen magnum index tree shrew, squirrel and sugar glider in order are 66.33 ± 3.71, 63.82 ± 4.20, 61.67 ± 2.35 and 95.59 ± 5.21, 79.06 ± 1.79, 90.03 ± 4.15 respectively. The facial index and skull index are 135.39 ± 9.64, 161.20 ± 11.04, 188.47 ± 12.73 and 50.40 ± 2.65, 57.68 ± 1.77, 67.73 ± 1.89 respectively in the similar order. Tree shrew had the biggest size of cavum cranii while the ratio of cranium of sugar glider is the largest among all.
Kata Kunci : T. javanica, C. notatus, P. breviceps, morfologi, morfometri, cranium