KERJASAMA ANTAR KOMUNITAS DALAM PELESTARIAN KAWASAN CAGAR BUDAYA (KCB) KOTAGEDE

DHOMA FEBTA YULANDA, Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA., Ph.D

2015 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kotagede merupakan salah satu dari enam kawasan pusaka yang telah ditetapkan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Piagam Pelestarian Pusaka (2003), sistem perlindungan dan pengelolaan suatu KCB/BCB harus memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian, agar usaha pelestarian pusaka tetap berada pada koridornya dan salah satu prinsip tersebut adalah mendorong hubungan kerjasama dan kohesivitas sosial yang melibatkan berbagai komunitas maupun organisasi non pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerjasama antara satu komunitas dengan komunitas lain dalam pelestarian KCB Kotagede serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kerjasama antar mereka. Penelitian ini menggunakan metode induktif kualitatif dengan fokus kerjasama yang dilakukan oleh komunitas dari mulai terbentuknya komunitas hingga 2014. Penelitian dilakukan mulai tanggal 29 Januari hingga 17 April 2015 dengan menggunakan langkah awal grand tour dan melakukan pengambilan data melalui wawancara. Narasumber diambil melalui purposive sampling dan snowball sampling. Penelitian ini menemukan 3 (tiga) faktor utama yang memengaruhi rendahnya kerjasama antar komunitas di KCB Kotagede, yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan keterlibatan pihak eksternal. Faktor yang pertama adalah lemahnya kepemimpinan dari Forum Joglo untuk menjalin kerjasama dengan komunitas lokal lain. Seringnya kerjasama yang terjalin oleh Forum Joglo dengan pihak eksternal justru menyebabkan komunikasi yang terjadi antar komunitas lokal KCB Kotagede menjadi kurang. Kurangnya komunikasi tersebut terlihat dengan rendahnya intensitas kegiatan yang dilakukan bersama. Penelitian ini menyarankan bahwa peningkatan kerjasama dapat dilakukan melalui peningkatan intensitas kegiatan bersama, peningkatan musyawarah, dan peningkatan pengawasan dalam kerjasama.

Kotagede heritage area is one of six heritage areas located in Special Province of Yogyakarta. According to The Charter of Heritage Conservation (2003), the protection and management system of a heritage must pay attention to the management principles of preservation in order to make the effort of preservation conformable. One of the communities is the efforts of preservation must be able to enable all of the societies, including communities and non governmental organization around the heritage to participate and cooperate which would lead to social cohesiveness. This research focuses on the cooperation between local communities in preserving Kotagede heritage area and the factors affecting in success of cooperation. This research is conducted by using qualitative inductive method which focused on the cooperation undertaken since the formation of the local communities until 2014. The field work of this research conducted from January, 29th to April, 17th 2015 by holding a grand tour. The data and information were gathered through interviews. Informants were chosen as purposive sampling and snowball sampling. The result show that the lack of cooperation between local communities in preserving Kotagede heritage region was affected three factors including, leadership, communication, and the involvement of external parties. The main factors was weakness of the capability of Forum Joglo's leader to build a cooperation with other local communities. Forum Joglo's leader preferred to build a lot of cooperation with other external parties which finally led to the lack of communication between local communities itself. The lack of communication between local communities could be seen in the form of decreasing the meeting intensity used to attend by Forum Joglo and other local communities. The result of this research gave suggests that to enhance a cooperation can be done by increasing the intensity of mutual cooperation, discussion, and monitoring.

Kata Kunci : Kawasan Cagar Budaya Kotagede, kerjasama, komunitas lokal