DISTRIBUSI Toxoplasma gondii PADA BERBAGAI ORGAN KUCING SECARA HISTOPATOLOGI DAN IMUNOHISTOKIMIA

RIKA YUNIAR SIREGAR, Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo; Dr. drh. Bambang Sutrisno, MP

2015 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Toxoplasma gondii adalah parasit protozoa obligat intraseluler yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis yang penting bagi kesehatan hewan dan manusia (public health). Luasnya penyebaran penyakit toksoplasmosis pada manusia dan hewan, menyebabkan penyakit ini telah lama dimasukkan ke dalam program zoonosis oleh FAO dan WHO. Prevalensi toksoplasmosis pada hewan di Indonesia menunjukkan angka yang bervariasi, tergantung pada hospes definitive, yaitu kucing, dan iklim di suatu daerah. Kucing mengeluarkan oosista ke lingkungan melalui feses dan berpotensi menginfeksi manusia dan hewan. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mendeteksi T. gondii pada berbagai organ kucing yang secara serologis CATT Pastorex positif dengan menggunakan metode histopatologi dengan pengecatan Hemotoksilin Eosin (HE) dan Imunohistokimia (IHK), (2) melihat distribusi T. gondii pada berbagai organ kucing dan (3) mengetahui stadium T. gondii pada kucing. Sampel organ yang digunakan dalam penelitian ini adalah otak, hati, ginjal, duodenum, jejunum, ileum dan limfa kucing. Hasil pengujian sampel organ kucing tersebut di uji secara deskriptif. Pengujian pertama pada feses kucing dengan teknik pengapungan untuk mendeteksi oosista T. gondii, kemudian dilakukan pemeriksaan serum darah kucing secara serologis menggunakan Card Agglutination Test (CATT) Pastorex (Bio-Rad, Prancis), setelah secara serologis positif terhadap T. gondii kemudian kucing dietanasi menggunakan chloroform dan organ yang telah ditentukan diambil dan dimasukkan ke dalam buffer formalin 10 %, untuk pemeriksaan histopatologi dengan HE dan imunohistokimia dengan menggunakan antibodi primer primary polyclonal anti-T. gondii antibody (rabbit) (Abcam, USA). Hasil penelitian ini adalah ditemukan oosista T. gondii pada feses kucing, serologis positif T. gondii pada serum kucing. Secara histopatologi ditemukan stadium meron dari parasit T. gondii pada sel epitel ileum kucing, adanya infiltrasi sel-sel makrofag pada ginjal kucing dan infiltrasi sel-sel mononuclear pada hati kucing, dan hasil pengujian imunohistokimia terlihat reaksi positif T. gondii pada makrofag ileum kucing dan pada intrasitoplasmik tubulus ginjal kucing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah distribusi T. gondii tersebar pada organ otak, hati, ginjal dan usus ileum kucing, sedangkan stadium T. gondii pada kucing dapat dilihat pada usus bagian ileum, sehingga metode histopatologi dengan pengecatan HE dan IHC dapat digunakan untuk melihat distribusi Toxoplasma gondii pada berbagai organ kucing yang secara serologis CATT Pastorex positif dan dapat dipakai sebagi teknik diagnosis T. gondii.

Toxoplasma gondii is an obligate intracellular protozoan parasite which causes toxoplasmosis. Toxoplasmosis is an important zoonotic disease for animals and human health. The spreading area of toxoplasmosis in humans and animals were so wide that this disease had been incorporated into the zoonotic program by FAO and WHO. There were many variation of prevalence of toxoplasmosis in animals in Indonesia. Prevalence of toxoplasmosis depended on the definitive host which was cat and the local regions climate. Cats secreted oocyst into environment through feces and could potentially infect humans and animals. The goal of this study were: (1) Detecting Toxoplasma gondii in various cats organs which were serologically positive with CATT Pastorex and using histopathology with hematoxylin eosin (HE) stain and immunohistochemistry (IHC) stain. (2) To understand further the distribution of Toxoplasma gondii in cats organs. (3) To determine the stage of Toxoplasma gondii in cats organs. Organ samples used in this study were brain, liver, kidney, intestine (duodenum, jejunum, and ileum), and lymph nod. The test results on cats organs sample were tested descriptively. The first test on cat feces using floating technique was to detect T. gondii oocyst, then test were performed serologically using Card Agglutination Test (CATT) Pastorex TM (Bio-Rad, France). If the tests showed positive results, cat then were euthanized with chloroform and targeted organs were picked and put into 10% formalin solution. The organ were taken for histopathology examination with HE and immunohistochemistry using primary polyclonal anti-T. gondii antibody (rabbit) (Abcam, USA) as the primary antibody. The result of this study showed that oocyst was found in cats feces and from cats serology examination showed positive reaction to T. gondii. The result from histopathology examination showed that meront stage of T. gondii were found in cats ileum epitel cell, infiltration of macrophage cell in cats kidney, infiltration of mononuclear cells in liver, and from the immunohistochemistry test showed positive reaction of T. gondii in ileums macrophage and inside kidney tubule intracytoplasmic. It could be concluded that the distribution of T. gondii were spreading in brain, liver, kidney, and ileum, while T. gondii stage could be seen in ileum so that HE and IHC stain could be used as the distribution of T. gondii in various organs which were serologically positive by CATT Pastorex and could be used as diagnostic tool of T. gondii.

Kata Kunci : Toxoplasma gondii, kucing, histopatologi, imunohistokimia