Peran International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Dalam Diplomasi Publik Indonesia
AHMAD ANWAR, Drs. Samsu Rizal Panggabean, M.Sc
2015 | Tesis | S2 Ilmu Hubungan InternasionalDengan mencuatnya isu terorisme internasional, Indonesia melalui program diplomasi publik berupaya menciptakan persepsi positif masyarakat internasional atas Indonesia dengan mengusung tema demokrasi dan Islam moderat. Di sisi lain, upaya pembentukan citra positif tidak hanya dilakukan oleh negara. Penelitian ini berusaha menjelaskan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) sebagai sebuah forum yang diprakarsai ulama Indonesia untuk mempromosikan Islam Indonesia. Dengan menggunakan konsep interest and capability dalam diplomasi publik, penelitian dengan metode analisis kualitatif ini memfokuskan pada peran ICIS sebagai forum non-official dalam diplomasi publik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain sebagai forum untuk merespons adanya ketegangan antara dunia Barat dengan Islam, ICIS dibentuk dengan tujuan untuk menjelaskan eksistensi Islam Indonesia. Jaringan yang luas, sifat forum yang terbuka serta pengetahuan ulama menjadi instrumen yang tidak dimiliki oleh pemerintah dalam mempromosikan Islam moderat yang tidak berlawanan dengan konsep demokrasi.
By the rising issue of international terrorism, Indonesia seeks to shape positive perception of international public with the theme of democracy and moderate Islam in public diplomacy program. On the other hands, endeavouring positive image is not only undertaken by the state. This study attempts to explain the International Conference of Islamic Scholars (ICIS) as a forum initiated by Indonesian ulama to promote Indonesian Islam. By using the concept of interest and capability in public diplomacy, this qualitative analysis research focuses on the role of ICIS as a non-state forum in Indonesia’s public diplomacy. The result indicates that in addition to being a forum to respond to tensions between the West and Islam, ICIS is formed to explain the existence of Islam in Indonesia. The wide network, welcoming forum and the knowledge of ulama became instruments that are not owned by the state in promoting moderate Islam compatible with the concept of democracy.
Kata Kunci : diplomasi publik, ICIS, ulama, moderat, Islam Indonesia, citra