Laporkan Masalah

Kajian Kerusakan Lingkungan Akibat Pencemaran Limbah Industri Batik. Kasus: Kali Jenes, Kota Surakarta, Provinsi Jawa tengah

THERESA AGUSTINA A N, Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S.; Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.

2015 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Kajian Kerusakan Lingkungan Akibat Pencemaran Limbah Industri Batik Kasus: Kali Jenes, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah oleh Theresa Agustina Ana Nico1, Totok Gunawan2, M. Baiquni3 INTISARI Adanya peningkatan produksi batik akan diikuti dengan peningkatan hasil sisa produksi atau limbah, limbah tersebut dibuang ke sungai dan meyebabkan pencemaran, sehingga mengakibatkan kerusakan ketiga komponen lingkungan, yaitu: abiotik, biotik, dan sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) mengidentifikasi kerusakan komponen lingkungan di lokasi penelitian, (2) menentukan tingkat kerusakan akibat aktivitas sosial di lokasi penelitian, dan (3) merumuskan strategi pengelolaan lingkungan hidup di lokasi penelitian. Kerusakan lingkungan di lokasi penelitian diketahui dari hasil uji laboratorium, observasi sempadan sungai dan keberadaan ikan, dalam menentukan tingkat kerusakan digunakan Indeks Pencemaran dan Indeks Persepsi Pencemaran sebagai dasar dalam merumuskan suatu strategi pengelolaan lingkungan. Point source Kampung Batik Laweyan tergolong dalam kategori tercemar ringan dengan PI sebesar 4,5 sedangkan untuk point source suatu perusahaan yang berada di Sukoharjo memiliki PI sebesar 5,2 atau tergolong tercemar sedang, non-point source 1 dapat dimanfaatkan pada kelas air yang keempat, non-point source 2 dan non-point source 3, tidak dapat dimanfaatkan bagi peruntukkan apapun, baik kelas satu hingga empat, karena mengalami pencemaran ringan hingga sedang. Melalui kegiatan observasi diketahui bahwa sempadan sungai telah mengalami alih fungsi yaitu sebagai permukiman dan ditemukan juga pemanfaatan sebagai pemakaman. Berdasarkan hasil Indeks Persepsi Pencemaran, persepsi masyarakat terhadap pencemaran sungai tergolong dalam kategori tercemar. Strategi pengelolaan lingkungan dilakukan dengan menyamakan persepsi masyarakat dan pemerintah terhadap tingkat pencemaran, mengoptimalkan IPAL dibeberapa industri batik di Kampung Batik Laweyan, serta pendekatan institusi berupa pengawasan dan penegakkan hukum oleh stake holder yang berwenang, serta diperlukan adanya suatu pengelolaan lingkungan yang melibatkan semua pihak, termasuk warga setempat, demi terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.

STUDY OF ENVIRONMENTAL DAMAGES AFFECT BY INDUSTRIAL BATIK POLLUTION Case: in Jenes River, Surakarta City, Central Java Province by Theresa Agustina Ana Nico1, Totok Gunawan2, M. Baiquni3 ABSTRACT The increase of batik production will be followed by the increase the remaining production or waste, waste is banished led into the river and pollution resulting in damage, and third component environment, namely: biotic, abiotic, and social. Based on these issues, this research is done with the purpose: (1) to identify damage component environment in the location or, (2) determine levels of destruction caused by social activity in the location research, and (3) to formulate a strategy management of environment in location. Environmental damage in the location are known from laboratory test result, observation borders and the fish, in determining levels of destruction used index pollution and the perception in the drafting pollution as the basis for a environmental management strategy. Point source Kampung Batik Laweyan category polluted light with PI of 4.5 while to point source a company that is in Sukoharjo have PI of 5.2 or are categorized as polluted medium, non-point source 1 can be used in the fourth of class water, non-point source 2 and non-point source 3, could not be used for anything, both class one to four, because of experiencing mild to moderate pollution. Through observation is known that the border river has experienced over the function as the settlement and is found also use a funeral. Based on the results of the perception, public perception of pollution of the river was considered to be in the category polluted. Environmental management strategy will be done to make the same perception the community and the government to pollution levels, to optimize IPAL in several batik industry in Kampung Batik Laweyan and company that is in Sukoharjo, institutions and the establishment of the millennial surveillance stake holder law by the authorities, and is necessary for a environmental management involving all parties, including local residents, to create a sustainable development.

Kata Kunci : Keywords: batik industries, water pollution, batik waste, strategy of environmental management,Kata kunci: industri batik, pencemaran air sungai, limbah batik, strategi pengelolaan lingkungan