Karakteristik Batuan Induk dan Korelasi Batuan Induk - Minyak Bumi di Lapangan "SUKOWATI", Cekungan Sumatera Tengah

RICO KUNCORO WINISUDO, Dr. Donatus Hendra Amijaya, S.T., M.T.

2015 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Lapangan Sukowati, Cekungan Sumatera Tengah merupakan sebuah lapangan lama yang pernah ditinggalkan karena dianggap tidak ekonomis, sehingga perlu dilakukan penelitian salah satunya adalah analisis karakteristik geokimia. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui formasi yang menjadi batuan induk, karakterisasi minyak bumi serta korelasi batuan induk-minyak bumi berdasarkan data biomarker. Objek penelitian terdiri dari enam sumur. Penelitian pada batuan induk adalah dengan melakukan klasifikasi data geokimia yang tersedia, meliputi: TOC, pirolisis, dan biomarker yang berguna untuk mengetahui kunantitas, kualitas, kematangan, asal material organik, serta lingkungan pengendapan, sedangkan pada minyak bumi dilakukan karakterisasi berdasarkan data bulk parameter. Dari hasil analisis diketahui bahwa yang berperan sebagai batuan induk adalah Formasi Pematang, dengan kriteria mempunyai kandungan TOC berkisar antara 0,05-2,8 wt-% dengan rerata 0,61 wt-%, kerogen tipe II dan III, dan telah matang. Hasil analisis minyak bumi diketahui memiliki sifat fisik light oil (36,2-42,7 0API), belum mengalami proses biodegradasi, mempunyai tingkat kematangan awal-puncak, dan berasal dari batuan induk karakteristik fluvio-deltaik. Terbentuk secara dominan dari material organik yang berasal dari tumbuhan tingkat tinggi, ditandai dengan rasio Pr/Ph yang tinggi (>5), dominasi sterana C29 atas C27, dan kandungan sulfur yang rendah (< 1,0 wt-%). Hasil korelasi menggunakan data biomarker menunjukkan bahwa minyak bumi yang terdapat pada Lapangan Sukowati berkorelasi dengan batuan induk Formasi Pematang. Hasil interpretasi geokimia dan kondisi geologi regional dapat disimpulkan bahwa jumlah kandungan material organik di kontrol oleh lingkungan pengendapan, tingkat kematangan material organik dikontrol oleh stratigrafi regional, serta daerah penelitian dipengaruhi oleh fase tektonik kompresi akibat proses subduksi.

Sukowati field, Central Sumatra basin is an old field abandoned since it does not any economics benefit. Therefore, research is needed particularly to analyze the characteristics of the source roick and source rock-oils correlation using geochemistry data. The analysis is performed to determine the formation which became source rock, the characteristics of oils, and the correlation of source rock-oils using biomarker data. This research was done in six wells. The research on source rock isclassifying geochemistry data collected, such as: TOC, pyrolisis, and biomarkers which is useful to know the quantity, quality, maturity, organic matter source, and depositional environment, while on oils characterization is based on bulk parameters data. The result of analysis shows that Pematang Formation acts as source rock, with TOC content between 0,05-2,8 wt-% with the average 0,61 wt-%, kerogen type II and III, and has matured. The results of the analysis of oils shows that the oil is light oil (36,2-42,7 0API), the oils has not been biodegraded, has early-peak maturity level, formed from characteristics of the fluvio-deltaic source rock. Formed predominantly from organic matter which was originally from higher plants, marked by the high ratio of Pr/Ph (>5), the dominance sterane C29 than C27, and low sulfur content (<1.0 wt-%). The correlation analysis using biomarker data shows that the oils in Sukowati field is correlated with Pematang Formation. The results of interpretation between geochemical and regional geology conditions can be concluded that the amount of organic matter content is controlled by the depositional environment, the maturity level of organic matter is controlled by regional stratigraphy, and research areas is affected by tectonic compression phase due to the subduction process.

Kata Kunci : Formasi Pematang, Total Organic Carbon, Rock Eval Pyrolysis, Biomarker, Korelasi Batuan Induk-Minyak Bumi