Laporkan Masalah

DINAMIKA REGULASI DIRI REMAJA SEMINARI

MARSELINUS HARISTASI, Subandi, Drs., M.A, Ph.D

2015 | Tesis | S2 Psikologi

Aspek pendidikan seminari 5S (sanctitas, sanitas, scientia, socialitas, dan sapientia) menarik didalami ketika dikaitkan dengan tuntutan perkembangan remaja yang masih dalam proses pencarian identitas. Tuntutan menjalankan aspek pendidikan seminari dan perkembangan remaja mendorong remaja seminari untuk meregulasi diri. Regulasi diri dalam hal ini dipahamai bagaimana remaja seminari mengatur diri atau mengarahkan perilaku demi mencapai tujuan. Dalam penelitian ini, regulasi diri didalami dalam kaitannya dengan tiga aspek pendidikan seminari yakni akademik, kepribadian, dan spiritualitas. Pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana dinamika regulasi diri remaja seminari dalam kaitannya dengan aspek akademik, kepribadian dan spiritualitas? Pertanyaan penelitian ini merupakan panduan yang mengarahkan peneliti untuk sampai pada tujuan penelitian yakni memahami dinamika psikologi regulasi diri remaja seminari dalam kaitannya dengan aspek akademik, kepribadian, dan spiritualitas. Dalam penelitian ini, ada lima penemuan penting. Pertama, regulasi eksternal, ditemukan pada diri remaja seminari yang pernah gagal menjalankan pendidikan Seminari Menengah Pertama. Kemampuan mereka untuk meregulasi diri dengan baik di Seminari Menengah Atas tidak terlepas dari pengalaman kegagalan di Seminari Menengah Pertama. Kedua, regulasi introyeksi, umumnya ditemukan pada remaja seminari yang menjalankan tahun pertama pendidikan seminari (KPB), terutama berkaitan dengan regulasi aturan seminari. Mereka menjalankan aturan seminari tidak dilandasi kesadaran tetapi ketakutan. Ketiga, regulasi interpersonal, dipengaruhi oleh kesadaran personal akan tujuan pendidikan seminari, motivasi, dan identitas seminari. Kesadaran personal tersebut memunculkan regulasi interpersonal. Keempat, regulasi intrapersonal, dipengaruhi faktor lingkungan (kakak kelas, teman kelas, orang tua, pembina dan aturan seminari). Lingkungan berfungsi sebagai sumber dukungan yang mendorong terjadinya regulasi diri. Kelima, regulasi metapersonal, dimana seminaris menyadari bahwa spiritualitas merupakan salah satu sumber regulasi diri. Spiritualitas memberikan para seminaris ketenangan batin, kontrol diri, dan refleksi diri. Hal tersebut mempengaruhi perilaku seminaris untuk meregulasi diri.

The aim of this research is to understand the relationship among the dynamics of self regulation psychology and academic, personality and spirituality aspects. This research uses Bandura self-regulation theory. The research method is qualitative method and use deep interview approach. There are five important discoveries in this research. First, external regulation: all the seminaries who ever failed in junior high school could regulate themselves well. Generally they had high motivation to fix their self in academic, personality and spirituality in junior high school. Second, introjection regulation: it was not easy for the seminaries teenagers to adapt with the seminaries rule while they were in KPB. When they were in KPB, they regulated them self without consciousness in their self that how important followed the rule well. They followed the rule because they were apprehensive to the highest. So generally the students of seminary especially KPB followed the introjection regulation. Third, interpersonal regulation: self regulation of seminaries teenagers was influential by the aim of seminary education itself, motivation and seminaries identity. So in this case the interpersonal regulation turned up. Fourth, intrapersonal regulation: self regulation was also influential by environment factor. The function of environment factor is as endorsement source that make the self regulation occur (brother, classmates, parents, highest, and seminaries rule). Fifth, metapersonal regulation: the self regulation source of seminaries. All the seminaries agreed that spirituality aspect made them regulated them self well in academic, personality, and rule.

Kata Kunci : regulasi diri, seminari, seminaris

  1. S2-2015-342861-abstract.pdf  
  2. S2-2015-342861-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-342861-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-342861-title.pdf