Laporkan Masalah

Relasi Kekerabatan Bahasa Lubu, Sakai, dan Minangkabau

SRI ANDIKA PUTRI, Dr. Inyo Yos Fernandez

2015 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

Penelitian ini mengkaji perbandingan hubungan kekerabatan bahasa Lubu, Sakai, dan Minang yang berada di pulau Sumatera. Bahasa Minang ditutur oleh masyarakat Minang yang berada di Propinsi Sumatera Barat, sedangkan bahasa Lubu dan Sakai dituturkan oleh penduduk suku terasing di Propinsi Mandailing Natal dan Propinsi Riau. Kajian ini dirumuskan melalui sudut pandang sinkronis dan diakronis. Secara sinkronis ketiga bahasa sama-sama menunjukkan banyak persamaan yaitu memiliki fonem vokal /i/, /u/, /e/, /o/, /a/ dan memiliki fonem konsonan 19 fonem konsonan yang sama. Namun, pembeda diantara ketiganya adalah pada bahasa Lubu terdapat fonem vokal // dan fonem konsonan /f/ yang tidak dimiliki bahasa lain. Selain itu, bahasa Sakai dan bahasa Minang memiliki alofon fonem /i/, /u/, /e/, dan /o/ pada posisi ultima sesuai dengan bunyi konsonan yang menutup suku akhir. Secara morfologi bahasa Lubu memiliki morfem terikat no- sebagai penanda kata sifat. Hasil kajian diakronis secara kuantitatif menunjukkan hubungan kekerabatan antara Lubu dan Sakai sebesar 65,61%, hubungan antara Lubu dan Minang sebesar 69,31% dan hubungan antara Minang dan Sakai sebesar 82%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dipastikan bahwa bahasa Lubu lebih dulu berpisah dengan bahasa Sakai dan Minang. Bahasa Sakai dan Minang merupakan satu bahasa yang sama hanya berbeda pada tataran dialek. Adanya korespondensi yang teratur dari kedua bahasa tersebut semakin mempertegas jika keduanya merupakan bahasa yang sama. Refleksi PM terhadap Prabahasa Minang-Sakai dan bahasa Lubu menunjukkan terjadinya retensi dan inovasi. Inovasi primer terjadi pada PM *a, *, *u, *s, *t, *p, *k dan *r terhadap bahasa Lubu. PM *t, *p, *k menjadi PraMK-SK *?. Inovasi Primer PM terhadap bahasa Lubu terjadi pada PM *a, *, *u, *i, *r, *k, *p, *t, dan *?. Dari inovasi primer ditemukan adanya marger dan split pada PM terhadap LB. Inovasi sekunder memperlihatkan adanya diftongisasi, lenisi, fortisi, metatesis, protesis, sinkop, apokop, haplologi, epentensis, aferesis, dan paragoge.

This study examines the comparative kinship among Lubu, Sakai, and Minang languages which are spoken in Sumatera. Minang language is spoken by Minangnese in West Sumatra, while Lubu and Sakai languages are a spoken by indigenous peoples in Natal Mandailaing, North Sumatera and Riau. This study was formulated through synchronic and diachronic viewpoint. Based on synchronic analysis, the three languages show many similarities. Each language has the following vowel phoneme / i / , / u / , / e / , / o / , / a / , and has 19 consonant phonemes. Also, the three languages have differences. Lubu language has vowel / / and consonant / f / which do not exist in the other languages. In addition, Sakai language and Minang language have allophone phonem /i/,/u/, /e/ and /o/in the ultima position, due to consonant sounds in the final syllable. Morphologically, Lubu language has morpheme {no-} as an adjective marker. The results of the diachronic study show the relationship between Lubu and Sakai at 65.61 % , the relationship between Lubu and Minang at 69.31 % and the relationship between the Minang and Sakai at 82 % . Based on these results, it can be said that the Lubu language is the first language which is parted from Sakai and Minang language. Sakai and Minang language is the same language with different dialcet. The regular correspondence between the two languanges emphasizes that both languages are the same. The reflection of PM in Minang-Sakai's pre-languange and Lubu language shows the retention and innovation. The primary innovation occurs in PM * a, * , * u , * s , * t , * p , * k and * r for Lubu language . PM * t , * p , * k be come PraMK - SK *?. Primary Innovation of PM in Lubu langguange occurs in PM * a, *, * u , * i , * r , * k , * p , * t , and * ? . From the primary innovation, there are found some mergers and split on PM to LB. Secondary innovation showed diphtongisation, lenition , fortision , metathesis , protesis , syncope , apokop , haplologi , epentensis , aferesis , and paragoge.

Kata Kunci : kajian sinkronis, kajian diakronis, pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, prabahasa.

  1. S2-2015-337688-abstract.pdf  
  2. S2-2015-337688-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-337688-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-337688-title.pdf