ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN DAN RISIKO INVESTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR 20 MW DI BENDUNG GERAK SERAYU JAWA TENGAH
RENDY ARDIANSYAH, MAMDUH M HANAFI, Dr, M.B.A
2015 | Tesis | S2 ManajemenPemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Undang-undang No 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan sebagai landasan hukum dan upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional, serta menetapkan bahwa pemenuhan kebutuhan listrik tidak hanya dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dapat dipenuhi oleh sektor swasta, koperasi, dan perusahaan lokal. Hal ini dipandang oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebagai suatu peluang untuk turut serta mempercepat pembangunan kelistrikan di Indonesia. Sejalan dengan kebijakan pemanfaatan sumber-sumber air untuk kemaslahatan masyarakat yang lebih luas, WIKA berencana untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air yang ada di Sungai Serayu khususnya Bendung Gerak Serayu, sekaligus untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga listrik yang terus semakin meningkat di masa datang. Bendung Gerak Serayu tahun 1993 dan di resmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto pada 20 November 1996. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana tingkat kelayakan keuangan dan risiko rencana investasi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di PLTA Bendung Gerak Serayu 20 MW. Untuk mencapai tujuan pertanyaan tersebut, dibangun model pengujian M. Excell menggunakan pendekatan-pendekatan manajemen keuangan untuk menganalisis kelayakan keuangan dan risiko pada PLTA Bendung Gerak Serayu.
Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Undang-undang No 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan sebagai landasan hukum dan upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional, serta menetapkan bahwa pemenuhan kebutuhan listrik tidak hanya dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga dapat dipenuhi oleh sektor swasta, koperasi, dan perusahaan lokal. Hal ini dipandang oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebagai suatu peluang untuk turut serta mempercepat pembangunan kelistrikan di Indonesia. Sejalan dengan kebijakan pemanfaatan sumber-sumber air untuk kemaslahatan masyarakat yang lebih luas, WIKA berencana untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber air yang ada di Sungai Serayu khususnya Bendung Gerak Serayu, sekaligus untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga listrik yang terus semakin meningkat di masa datang. Bendung Gerak Serayu tahun 1993 dan di resmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto pada 20 November 1996. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana tingkat kelayakan keuangan dan risiko rencana investasi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di PLTA Bendung Gerak Serayu 20 MW. Untuk mencapai tujuan pertanyaan tersebut, dibangun model pengujian M. Excell menggunakan pendekatan-pendekatan manajemen keuangan untuk menganalisis kelayakan keuangan dan risiko pada PLTA Bendung Gerak Serayu.
Kata Kunci : Investasi, Pembangkit Listrik, Kelayakan Keuangan, Risiko