Laporkan Masalah

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM RANGKA MENYAMBUT HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE-69 (ANALISIS WACANA KRITIS)

AYUNDA RISKA PUSPITA, Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo

2015 | Tesis | S2 Ilmu Linguistik

Fowler dan Kress menyatakan bahwa analisis materi bahasa menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan mendalam antara struktur linguistik dan struktur sosial. Dalam penelitian ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang dalam struktur sosial merupakan seorang presiden, diasumsikan mengusung kepentingan tertentu melalui pidato terakhirnya sebelum lengser dari kursi kepemimpinan. Kepentingan yang hendak disampaikan oleh Presiden SBY tersebut dapat diketahui dari penggunaan bahasa dalam pidatonya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-kritis dengan jenis penelitiannya analisis wacana kritis. Metode yang digunnakan dalam penelitian ini adalah metode padan pragmatis. Posisi peneliti sebagai mitra wicara sekaligus penganalisis penggunaan bahasa Presiden SBY dalam pidatonya. Analisis dilakukan untuk mengetahui representasi pemerintah dan kepentingan Presiden SBY merepresentasikan pemerintah sebagaimana terdapat dalam pidatonya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Presiden SBY merepresentasikan pemerintahannya sebagai pemerintah yang baik. Strategi Presiden SBY untuk merepresentasikan pemerintah dengan baik adalah (1) menunjukkan kemampuan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (74,71persen), (2) menyamarkan kekurangan pemerintah (4,6 persen), dan (3) menyampaikan informasi untuk menarik perhatian pendengar (20,69 persen). Representasi pemerintah yang baik tersebut direalisasikan Presiden SBY melalui pilihan kata, kalimat, bahasa asing, dan detail informasi yang disampaikan Presiden SBY melalui pidatonya. Kepentingan Presiden SBY merepresentasikan pemerintahannya dengan baik adalah untuk meninggalkan kesan yang baik kepada masyarakat sebelum lengser dari jabatannya.

Fowler and Kress suggest that language material analysis reveals strong and pervasive connection between linguistic and sosial structure. In this research, President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), the President of Indonesia, is assumed to bring about certain purposes in his last speech President of Indonesia. President SBY's purposes can be observed from the language he uses in his speech. This research uses qualitative-critical approach with the critical discourse analyses type. The method that used in this research is padan pragmatis method. The role of researcher is as both speech partner and analyzer of the language in SBY's speech. Analysis is done to reveal the representation of government and SBY's purposes in his speech. The results of this research show that President SBY represents his government as a good government. President SBY's strategy to represent his good government are by (1) showing the government's capability to increase prosperity of its people (74,71 percent), (2) hiding the government's weakness (4,6 percent), and (3) showing the information to get audiences' attention (20,69 percent). The representation of the good government is realized through President SBY's choice words and sentences, use of foreign languages, and presentation of detail information in his speech. The President SBY's purpose of representing his good government is to make a good impression to society in his last speech as the President of Indonesia.

Kata Kunci : pidato kenegaraan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, analisis wacana kritis

  1. S2-2015-350882-abstract.pdf  
  2. S2-2015-350882-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-350882-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-350882-title.pdf